Senin, Februari 10, 2014

Kakek ku Sang Motifator



Kakekku, namanya H. Ibrahim bin Gambo yang disapa oleh masyarakat sebagai tuan guru (TG), tanggal kelahirayn dan tahun kelahirannya tidak begitu dia ingat. Tapi dia hanya sampaikan, bahwa dia ingat ketika belanda masih menjajah indonesia, pada saat itu usianya 6 tahun. Sampai teman kecilnya menyatakan usia kakekku sudah 80 tahun lebih. Kakeku mndidik anak dan cucux agar mnjadi org yg sholeh-sholeha sebab sifat itu yang paling pnting yang harus dimiliki oleh manusia. Karena jikalaw tidak maka sia-sialah hidup di dunia ini.

Ketika aku kecil, aku dibina untuk mnjadi anak yang sholeh dan dibanggakan oleh org tua. Seingatku, ketika aku masih TK usiaku saat itu sekitr 5 tahun, beliau selalu mengajakku untuk ikut sholat bersamanya dimasjid. Beliau tidak pernah memarahi dan memukulku hingga aku besar, ketika beliau melihatku salah beliau hanya menasehatiku dengan menceritikan kisah para nabi dan para sahabat yang sholeh, dengan membandingkan kenakalanku saat itu, yang memang tidak bisa dipungkiri usia saat itu memang lagi nakal-nakalnya.
Ceritanya tetang kisah para nabi dan para sahabat yang tidak membosankan dan tidak monotong, tetapi dia membandingkan kisahku dengan mencontoh bahwa nabi saw dan sahabat itu tidak ada yang nakal tapi mereka sholeh-sholeh dan taat pads printah tuhannya, aku mendengar cerita kekekku dangan penuh khusu' dan tidak pernah ku membantahnya.
Awalnya, aku hanya dengar kemudian tidak mengikuti beliau, tapi ditengah kenalan ku, ku mulai berpikir bahwa nasehat kakekku itu benar, bahlan selalu hadir dalam pikiran ku untuk apa juga hidup kalaw hidup ini tdk dihiasi dengan ketaatan kepada Allah? Tetapi itu hanya ada dalam pikiran tidak direalisasikan dalam kehidupan. Ketika kakek mendengar knakalanku gara2 berkelahi dengan teman ngajiku yang diceritakan oleh orang, aku jadi takut kepada kakek aku kira dipukul oleh beliau, tapi apa yang dia lakukan, beliau hanya berkata "jangan seperti lagi itu tidak baik dilakukan oleh orang yang mau pintar dan cerdas!".
Aku jelaskn kepada kakeku kronogi kasusnya dan aku brkata "abu bukan saya yang salah, tapi dia yang mulai duluan!" Beliau hanya bilang "ya, memang kamu yang benar tapu Allah hanya mncintai org yang sabar saja bukan yang keras kepala". Aku pun tersimpuh diam dan aku paham kalaw bersabar itu lebih baik, lalu aku dipanggil oleh nenekku untuk makam.
Aku belajar agama kepada beliau, dasar islam yang ku miliki semuanya dari kakekku, kisah para nabi yang kudapatkan, siroh sebagian sahabat yang zuhud, pentingnya kehidupan semuanya diajarkan oleh kakekku. Suatu ketika aku mendengar sekilas distasiun TV ada istilah tahun gajah, tahun dimana nabi saw lahir. Saat itu aku jadi bingung, sebab yang diajarkn disekolah yang namanya tahun pasti ada angkanya, tapi ko nama tahun kali ini ada nama tahun dengan nama binatang, kalaw ada tahun gajah pasti ada tahun singa, tahun kambing, tahun sapi, dan lain-lain. Kebingungan itu terjawab ketika aku brtanya kepada kakekku. Abu nama yang biasa ku gunakan untuk panggil kakekku, aku brtanya kepadanya "kenapa nabi itu lahir pada tahun gajah, kenapa dpakai tahun dengan nama binatang? " Kakekku mnjawab "oh itu, beliau mnjelaskn "budaya qurais saat itu, tahun yang mereka ingat adalah kejadian-kejaduan yang brsar terjadi, sebab mereka mudah mendengar kejadian tersebutu dari pada tahun sebagaimana kita kenal saat ini. Dikatakan nabi lahir pd tahun gajah, karena pada saat itu nabi saw lahir pada peristiwa ketika pasukan gajah yang dipimpin oleh Abraham yang mengerang mekkah dan ingin menghacurkan ka'bah (baitullah) kiblat kaum muslimin saat ini". Sahutnya. "Tapi saat itu, sebelum mereka sampai dikota mekkah Allah menggagalkan rencana jahat mereka dengan mengirim burung Ababil yg melemparkan kerikil yang begitu banyak, sehingga pasukan Abraham porak-poranda dan hancur berantakan".
Beliau melanjutkan "saat Abraham mngerang itu lahirlah rasulullah saw yg pada saat itu tepat pada tnggal 12 rabiatul awal 970 masehi". Jadi, pada saat itu aku mendapatkan dua ilmu baru yaitu tahu tentang arti tahun gajah dan tahu tepatnya tanggal kelahiran rasulullah saw. Jadi ketika guruku bertanya tentang kelahiran rasulullah saya langsung ajukan tangan dan mnyampaikan tentang kerlahiran nabiyullah, semua temanku tepuk tangan sehingga saat itu saya merasa bangga dan semangat untuk mncari ilmu. Banyak hal yang beliau ajarkan kepadaku tentang islam, bahkan aku sering tidur bersama kakekku untuk mendengarkan nasehat dan cerita-ceritanya setiap malam.
Kakekku adalah orang yang sangat cerdas, ilmunya luas, kata-katanya didengar oleh orang, petuah-petuahnya diresapi bahkan menjadi solusi bagi orang yang sedang bertikai. Aku menyaksikan sendiri ktika ada dua kelompok orang yang berseteru gara-gara merebut air untuk minum, sampai masalah tersebut dibawa ke meja hijau. Pada saat itu dua kelompok tersebut sebelum dibawa ke pengadilan, mereka datang meminta nasehat kepada kakekku tentang masalahnya, smuanya mengungkapkan masalah yang mereka hadapi. Yang lebih lucu lagi kelompok pertama mencerikan kronologi kasus mereka dari A hingga Z, begitu juga kelompok yang kedua kronologi masalahnya mereka ceritakan, tapi kedua kelompok tersebut tidak tahu bahwa mereka yang berseteru tidak datang disitu. Sikap yang ditujukn oleh kakekku, tidak pernah memihak kepada salah satunya meskipun salah satu kelompok tersebut semuanya belajar tentang islam kepada kakekku. Kakekku hanya menyarankan bahwa perseteruan itu biasa-biasa saja dialami oleh manusia, sebab manusia memiliki gharijatul baqa' yang tinggi dimiliki oleh mreka. Karena itu, sebaiknya pertikaian itu harus diselesaikan secara damai dan kekeluargaan bukan justru minimbulkan permusuhan antara yang satu dengan yang lainnya. Beliau melanjutkan "silahturahim adalah sunah nabi yang harus dijunjung tinggi dalam memperat hubungan sesama manusia, sebab jika ingin panjang umur maka pereratlah hubungn silaturahim. Jadi berdamailah, jgn karena hal yang sepele membuat kalian dimurkai oleh Allah SWT".
Begitulah kewaro'an kakek ku dalam menyelesain masalah yang terjadi antar kelompok. Beliau punya hati yang tulus, ke ulamaannya sangat terlihat kala dia mnjelaskan kebenaran kepada semua orang. Beliau tidak pernah berbicara yang tidak disandarkan pads Al-qur'an dan hadis, kata-katanya penuh hikmah dan didengar oleh semua orang, solusi yang diberikannya bersumber dari islam, pandanganya manpu menyelesaikan masalah dan memberikan penyelesaian yang punya arti.
Saat dia berbicara, semuanya khusu' mendengarkan petuahnya dan tidak ada yang berani membantahnya. Yang datang kepadanya untuk meminta saran dan fatwanya mulai dari orang awam, masyarakat biasa, sampai caleg dan pejabat. Ada yang mau berguru dan belajar dengan beliau, ada yang mau berdiskusi, ada yang minta nasehat, sampai ada yang mau minta restu agar terpilih kembali menjadi legislatif dan pejabat. Beliau punya ke waro'an yang tinggi dan dalam, beliau juga tidak pernah mendatangi penguasa untuk minta-minta, sebab kata dia bahwa "ketika ada orang alim mendatangi penguasa, bagi beliau dia adalah orang yang menjual agama dengan murah, sampai beliau juga menyatakan bahwa mereka adalah pencuri yang mengataskn diri sebagai ulama (orang alim). Itulah kakek ku, seorang ulama karismatik dikampungku.
Saat kakekku sakit, saya menyaksikan sendiri begitu banyak orang yang menjenguknya mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat, semua yang ada di kampungku datang menjenguknya. Bahkan disaat beliau sakit, beliau tetap menasehati semua orang yang datang agar tetap taat kepada tuhannya. Meskipun dengan kata yang terbata-bata, fisik yang melemah, saat dia bebicara semua yang hadir khusu' mendengarkan nasehatnya. Saat itu hari rabu aku datang dari makassar untuk menjenguk kakekku yang saat itu orang bilang, kalaw beliau sakit keras sampai tidak bisa bicara, sehingga aku dan pamanku pak buhari dengan istrinya haja faridah terburu-buru datang ke kampung untuk menjenguknya. Saat kami sampai didepanya aku mncium tangan dan mukannya, aku memanggil "abu, saya cucu mu. Beliau melihatku dan berkata syukur alhamdulillah. Saya bertanya lagi "abu, masih ingat dengan saya". Beliau mangguk saja. "Siapa abu?" Lanjutku. Beliau bilang "yono". Alhamdulillah.
Saya melihat tanda-tanda kalaw beliau masih sehat wal afiat, tanpa diduga beliau memanggilku, kemudian beliau bertanya "bagaimana kuliah mu diluar negeri, apa jadi kesana?" Sy menjawab "insya Allah abu, semoga Allah menghendakinya". Beliau bilang "alhamdulillah, dimanapun kita belajar jangan lupa kalaw tujuan kita adalah menggapai ridho Allah". Tanda kesehatan abu mulai nampak dibandingkan dengan sebelum aku datang, sebagaimana yang diinfokan oleh keluarga. Awalnya tidak bisa duduk dan berbaring saja, tapi alhamdulillah saat itu beliau minta diangkatkan untuk duduk. Saat ku ceritakan tentang kuliah ku dan dakwah dikampus, ada suatu hal yang ku ceritakan membuatnya tersenyum dan ketawa hingga giginya kelihatan. Saya jadi teringat dengan kata temanku seorang dokter, jika pasien sudah senyum maka sesungguhnya tanda kalaw sembuh total itu sudah ada dan sudah terlihat. Alhamdulillah ya rabb.
By: Muh. Didi Haryono

0 komentar: