Bumi
dan rembulan sedang beredar mengitari matahari (pusat tata surya), berputarnya
waktu dari hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun, merangkaikan kata
dan menyusun cerita yang telah berlalu. Menulis cerita indah yang memang tak
terlupa dan akan menjadi pelajaran (ibroh)
yang akan dipetik manfaatnya. Cerita tentang kesalahan akan dibuang jauh-jauh,
cerita kebaikan akan ambil ibrohnya demi kebaikan kehidupan masa depan.
Cinta.....!
Itulah kata pertama yang teringat dalam
menguraikan kata demi kata, kalimat demi kalimat, paragraf demi paragraf
menjadi sebuah tulisan utuh yang menceritakan kisah yang pernah perlalu.
Cinta...!
Begitu ia ingin menghampiri, dengan tenang ia
pun datang, diam mengendap-endap,
menjelma jadi apapun, membentuk dirinya
dalam segala wujud, menyatu bersama
keindahan alam, menyatu dengan hati dan
prasaaan. Sulit untuk dirangkaikan dengan kata-kata, hingga, katapun merasa
malu pada keterangannya sendiri.
Cinta,..
Yang
terukir indah dalam qalbu, membekas, terasa,
sakit jika yang dicinta tidak bersama kita, apalagi jika yang dicinta
telah merupakan kita, itu tambah lebih sakit lagi. Meski, kata-kata yang pernah
diutarakan sulit untuk diterima nalar dan logika.
Cinta..!!
Kadang begitu rumit dan membingungkan, tampilannya begitu sederhana,
Namun sulit diterjemahkan dengan logika. Dan jika benar cinta itu memang rumit, maka cintailah ia dengan cara sederhana. Meski sederhana kata-kata itu mendalam dan indah dalam qalbu.
Kadang begitu rumit dan membingungkan, tampilannya begitu sederhana,
Namun sulit diterjemahkan dengan logika. Dan jika benar cinta itu memang rumit, maka cintailah ia dengan cara sederhana. Meski sederhana kata-kata itu mendalam dan indah dalam qalbu.
Kata
itu pernah engkau bilang...!!
Bahtera
yang berlayar mengarungi dan melintasi samudra, mencapai tujuan nan jauh di pantai
harapan. Padamu nahkoda kutambatkan cinta, bawalah diriku ke pulau kebahagiaan.
Pulau dimana aku akan mengabdi kepada sang imam ku demi mendapatkan keridhoan
Allah SWT. Surga ku ada ditangan imam ku, ridho’ dan petunjuknyalah yang akan
mengantarku menuju surga-Nya.!!
Engkau
bilang cintamu takkan pernah berubah dari waktu hingga waktu bahkan sebab
ketaatan kepada Allah, cinta suci yang pernah engkau ucap takkan pernah
berpisah hingga menjadi yang halal. Cinta akan berpisah untuk sementara waktu
sebab malaikat maut segera menjemput. Cinta karena Allah akan berlanjut dari
dunia hingga surga. Malaikat maut yang menjemput nyawa itulah perpisahan untuk
sementara karena pertemuan yang kedua kita akan hidup abadi di surga bersama
keridhoan-Nya. Insya Allah.
Engkaupun
juga bilang...!
Jika
ada badai dan gelombang yang datang merintang, cintaku takkan pernah berubah
meski banyak yang menghadang. Olehnya itu, rintangan dan tantangan akan kita
hadang bersama hingga Allah memuliakan dengan rahmat dan berkah-Nya.
Cinta...!!
Begitu
melekat dengan erat dalam jiwa laksana lelehan aspal memenuhi
jalan. Setiap jejak, jengkal, jarak
dan langkah kehidupan. Sedang takdir insan adalah
berani mengatur langkah untuk memilih dan melaluinya. Agar tak terjebak dan
mati sia-sia karena cinta. Sebab cinta sejati adalah cinta abadi yang berasal
dari pemilik cinta itu sendiri.
Itulah cintamu!