Oleh: Muh. Didi Haryono
Ketika malam telah tiba, rasa lelah dan cape’ mulai hilang
dan redup sebab malam adalah waktu yang baik untuk beristirahat. Wudhu dan
sholat dua rakat sebelum tidur adalah aktifitas rutin yang dilakukan sebelum
terlelap tidur. Membaca “Bimika Allahumma
ahya wa bismika amuth” adalah bacaan nabi saw dan dicontohkan oleh
orang-orang sholeh. Sambil beristigfar agar tidur terlelap di bawah naungan dan
ridho-Nya.
Mata tertutup memperlihatkan tanda akan segera istirahat,
hati dan jiwa yang tetap melantungkan sholawat kepada nabinya yang mulia
Muhammad saw: ”Allahumma sholli ‘ala
muhammad wa’ala ali saiyyidina muhammad”. Lantunan sya’ir yang merdu
terucap dalam hati: “ya nabi salam,
alaikaa. Ya rasul salam, salam alaika. Yaa habim salam alaika, sholawatullah
alaikaa”. Tanpa disadari akhirnya tertidur dengan indah sekali.
Sepertiga malampun tiba, bangun ditengah malam untuk
bermunajat dengan sang kekasih (Allah SWT), berdua (berkhalwat) bersama-Nya tanpa ada seorangpun yang mengganggu.
Khusu’ dengan keridhoan-Nya, ruku’ sebagai bentuk penghambaan dan ketundukan,
bersujud begitu lama dengan penuh ketabahan karena ditahu bahwa diriku adalah
manusia yang paling lemah, paling bodoh, kadang angkuh dan sombong, banyak kesalahan
dan dosa yang pernah diperbuat, air mata jatuh tak tertahankan mengingat
manusia hanya dititipkan sementara di Bumi.
Sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk belajar
khusu’, penuh ketundukan, merendahkan diri dan bertobat kepada Allah. Seorang
pengemban dakwah harus mengetahui bahwa ketundukan pada malam hari adalah kunci
kesabaran pada siang hari, sujud dengan penuh kekhusu’an pada malam hari adalah
kemuliaan, kesuksesan dan kemenangan disiang hari.
Banyak kisah yang bisa diambil hikmanya (ibroh) para pejuang menggunakan sholat
lail sebagai waktu yang indah untuk berkhalwat dengan kekasihnya. Salahuddin
Al-Ayyubi (singah padang pasir) yang menyadari bahwa sholat lail adalah salah
satu faktor untuk meraih kemengan atas musuh-musuh. Sebab sholat malam adalah
salah satu senjata ampuh diperang yang
tidak bisa ditandingi musuh. Bahkan diceritakan dalam sirohnya ketika beliau
bangun ditengah malam dan menemukan ada tenda yang tidak ada satu orang pun
yang melaksanakan sholat lail, maka beliaupun membangungkannya untuk sholat
lail dan berkata: “saya khawatir kita
diserang oleh musuh pada malam ini dan dari tenda ini”. Beliau menganggap
tidak ada sholah malam sebagai celah yang lebih berbahaya dari pada celah
benteng yang mungkin musuh bisa menyerang dari celah tersebut.
Kisah Khalid bin Walid (saifullah
atau pendang Allah), sejak permulaan jihad hingga beliau wafat menjumpai Allah
SWT, Beliau dan sahabat-sahabatnya melakukan sholat malam berjam-jam dan
membaca banyak surat dalam sholat mereka. Salah seorang dari mereka sholatnya
merdu ketika membaca Al-Qur’an, Khalid menangis dan membuat yang lain juga ikut
menangis bahkan mereka merupakan teladang dalam sholat lail. Siapapun yang
hidup bersama mereka saat itu berkomentar:”Khalid
dan sahabat-sahabatnya seperti malaikat dalam wujud manusia. Sebab ibadah yang
mereka laukuan dan ketingginan aspek ruhiah mereka, mereka seperti medaki
gunung kelangit, sementara meraka masih berada di bumi”.
Kisah Muhammad II (Al-Fatih
atau Penakluk) yang menaklukan konstantinope pada umur 21 tahun 6 bulam pada
saat beliau menjadi sultan. Beliaulah yang membuktikan bisarah (kabar gembira) rasulullah SAW bahwa suatu saat akan
ditaklukan konstantinopel, sebagaimana rasulullah SAW bersabada: “Kelak Konstantinopel akan ditaklukan. Sebaik-baiknya
pemimpin adalah pemimpin yang menaklukan Konstantinopel dan sebaik-baiknya
pasukan adalah pasukan yang menaklukan Konstantinopel” (HR. Ahmad). Tepat
tahun 1453 bisarah itu baru
direalisasikan oleh pemimpin yang terbaik yaitu Muhammad Al-Fatih bahkan beliau
tidak pernah meninggalkan sholat tahajut selama beliau baliq.
Itu mungkin beberapa kisah inspiratif yang dicerikan pada pembahasan ini. Sehingga,
bisa kita katakan bahwa sesungguhnya kunci kemengan itu terletak pada
kekhusu’an dan ketundukan pada Allah SWT. Karena itu, bermunajat kepada Allah
agar diberikan kekuatan dan kemenangan, ketekunan, kecerdasan, dijauhkan dari
sifat angkuh dan sombong, serta diampunkan dosa-dosa yang pernah dilakukan.
Sehingga, do’a adalah suatu hal yang harus dilakukan untuk berkomunikasi dengan
sang kekasih.
Teringat perkatan Ibnu Atha'ilah yang begitu inspiratif: "Janganlah membuatmu putus asa dalam
mengulang ulang do’a ketika Allah menunda ijabah do’a itu. DIA lah yang
menjamin ijabah do’a itu menurut pilihan-Nya kepadamu,bukan menurut pilihan
sertai. Kelak pada waktu yang di kehendaki-Nya, bukan menurut waktu yang engkau
kehendaki”.
Do’a
adalah senjata yang tidak pernah meleset, anak panah yang tepat sasaran dan
tidak pernah gagal serta sebagai benteng yang kokoh tempat berlindungnya
seorang muslim dari tindakan orang yang membenci, tindakan makar orang yang
membuat makar, kedengkian orang yang dengki, kesombongan orang yang congkak,
kebengisan penguasa dikatator yang dzolim. Kalaw bukan kepada Allah, lantas kepada
siapa lagi kita mengadu?
Sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk
mengadu kepada kepada-Nya. Mengangkat kedua tangan dengan penuh kekhusu’an pada
sepertiga malam agar munajat dan do’a dikabulkan. Karena berdua dengannya
seakan-akan tidak ada penghalang (hijab)
yang membatasi dengan sang kekasih.
Ya
Allah, Jadikan kami jiwa-jiwa kecintaan-Mu yang mau mengakui
kesalahan serta mau memperbaikinya dengan
lebih baik.
Ya Allah, Hamba Mu ini
hanyut dalam arus kehidupan, begitu sibuk
mengejar impian, dengan harapan mendapat
penghormatan dan kemewahan.
Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang
halal agar aku terhindar dari yang haram dan kayakanlah aku dengan nikmat-Mu
agar aku tidak minta kepada selain-Mu.
Ya Allah, hamba-Mu begitu hina sehingga
wajar jika hamba mengejar ampunan dan keridhoan-Mu. Hamba-Mu begitu lemah,
sehingga wajar jika hamba memohon kekuatan dan kesabaran dalam mengemban amanah
mulia ini. Agar risalah islam bisa ku sampaikan dengan tenang dan jelas tanpa
ada keraguan.
Ya Allah, Jangan Kau tutup pintu-Mu saat aku ketuk, dan jangan Kau usir aku dari pintu hidayah-Mu. Aku mengemis
cinta-Mu, sungguh tiada cinta yang sempurna selain daripada-Mu
Ya
Allah, Ampunilah segala salah dan dosa kami. Tuntunlah jiwa
ini, agar slalu dijalan-MU yang lurus. Dan memudahkan
segala urusan hamba dalam meraih rezeki yang halal dari-Mu.
Ya
Allah, jadikanlah kami termasuk
golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal
dan bergantung pada-Mu. Aamiin
ya rabbal alamin.....!!!
Hasbunallah
wani’mal wakil nikmal maula wani’mannasir, la haula wala kuwata illabillah.
Wallahu a’lam bishawab.
Bermunajat di Tengah Malam..!!