Rabu, November 06, 2013

Bermunajat di Tengah Malam..!!

Ketika malam telah tiba, rasa lelah dan cape’ mulai hilang dan redup sebab malam adalah waktu yang baik untuk beristirahat. Wudhu dan sholat dua rakat sebelum tidur adalah aktifitas rutin yang dilakukan sebelum terlelap tidur. Membaca “Bimika Allahumma ahya wa bismika amuth” adalah bacaan nabi saw dan dicontohkan oleh orang-orang sholeh. Sambil beristigfar agar tidur terlelap di bawah naungan dan ridho-Nya.

Mata tertutup memperlihatkan tanda akan segera istirahat, hati dan jiwa yang tetap melantungkan sholawat kepada nabinya yang mulia Muhammad saw: ”Allahumma sholli ‘ala muhammad wa’ala ali saiyyidina muhammad”. Lantunan sya’ir yang merdu terucap dalam hati: “ya nabi salam, alaikaa. Ya rasul salam, salam alaika. Yaa habim salam alaika, sholawatullah alaikaa”. Tanpa disadari akhirnya tertidur dengan indah sekali.
Sepertiga malampun tiba, bangun ditengah malam untuk bermunajat dengan sang kekasih (Allah SWT), berdua (berkhalwat) bersama-Nya tanpa ada seorangpun yang mengganggu. Khusu’ dengan keridhoan-Nya, ruku’ sebagai bentuk penghambaan dan ketundukan, bersujud begitu lama dengan penuh ketabahan karena ditahu bahwa diriku adalah manusia yang paling lemah, paling bodoh, kadang angkuh dan sombong, banyak kesalahan dan dosa yang pernah diperbuat, air mata jatuh tak tertahankan mengingat manusia hanya dititipkan sementara di Bumi.
Sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk belajar khusu’, penuh ketundukan, merendahkan diri dan bertobat kepada Allah. Seorang pengemban dakwah harus mengetahui bahwa ketundukan pada malam hari adalah kunci kesabaran pada siang hari, sujud dengan penuh kekhusu’an pada malam hari adalah kemuliaan, kesuksesan dan kemenangan disiang hari.
Banyak kisah yang bisa diambil hikmanya (ibroh) para pejuang menggunakan sholat lail sebagai waktu yang indah untuk berkhalwat dengan kekasihnya. Salahuddin Al-Ayyubi (singah padang pasir) yang menyadari bahwa sholat lail adalah salah satu faktor untuk meraih kemengan atas musuh-musuh. Sebab sholat malam adalah salah satu  senjata ampuh diperang yang tidak bisa ditandingi musuh. Bahkan diceritakan dalam sirohnya ketika beliau bangun ditengah malam dan menemukan ada tenda yang tidak ada satu orang pun yang melaksanakan sholat lail, maka beliaupun membangungkannya untuk sholat lail dan berkata: “saya khawatir kita diserang oleh musuh pada malam ini dan dari tenda ini”. Beliau menganggap tidak ada sholah malam sebagai celah yang lebih berbahaya dari pada celah benteng yang mungkin musuh bisa menyerang dari celah tersebut.
Kisah Khalid bin Walid (saifullah atau pendang Allah), sejak permulaan jihad hingga beliau wafat menjumpai Allah SWT, Beliau dan sahabat-sahabatnya melakukan sholat malam berjam-jam dan membaca banyak surat dalam sholat mereka. Salah seorang dari mereka sholatnya merdu ketika membaca Al-Qur’an, Khalid menangis dan membuat yang lain juga ikut menangis bahkan mereka merupakan teladang dalam sholat lail. Siapapun yang hidup bersama mereka saat itu berkomentar:”Khalid dan sahabat-sahabatnya seperti malaikat dalam wujud manusia. Sebab ibadah yang mereka laukuan dan ketingginan aspek ruhiah mereka, mereka seperti medaki gunung kelangit, sementara meraka masih berada di bumi”.
Kisah Muhammad II (Al-Fatih atau Penakluk) yang menaklukan konstantinope pada umur 21 tahun 6 bulam pada saat beliau menjadi sultan. Beliaulah yang membuktikan bisarah (kabar gembira) rasulullah SAW bahwa suatu saat akan ditaklukan konstantinopel, sebagaimana rasulullah SAW bersabada: “Kelak Konstantinopel akan ditaklukan. Sebaik-baiknya pemimpin adalah pemimpin yang menaklukan Konstantinopel dan sebaik-baiknya pasukan adalah pasukan yang menaklukan Konstantinopel” (HR. Ahmad). Tepat tahun 1453 bisarah itu baru direalisasikan oleh pemimpin yang terbaik yaitu Muhammad Al-Fatih bahkan beliau tidak pernah meninggalkan sholat tahajut selama beliau baliq.
Itu mungkin beberapa kisah inspiratif  yang dicerikan pada pembahasan ini. Sehingga, bisa kita katakan bahwa sesungguhnya kunci kemengan itu terletak pada kekhusu’an dan ketundukan pada Allah SWT. Karena itu, bermunajat kepada Allah agar diberikan kekuatan dan kemenangan, ketekunan, kecerdasan, dijauhkan dari sifat angkuh dan sombong, serta diampunkan dosa-dosa yang pernah dilakukan. Sehingga, do’a adalah suatu hal yang harus dilakukan untuk berkomunikasi dengan sang kekasih.
Teringat perkatan Ibnu Atha'ilah yang begitu inspiratif: "Janganlah membuatmu putus asa dalam mengulang ulang do’a ketika Allah menunda ijabah do’a itu. DIA lah yang menjamin ijabah do’a itu menurut pilihan-Nya kepadamu,bukan menurut pilihan sertai. Kelak pada waktu yang di kehendaki-Nya, bukan menurut waktu yang engkau kehendaki.
Do’a adalah senjata yang tidak pernah meleset, anak panah yang tepat sasaran dan tidak pernah gagal serta sebagai benteng yang kokoh tempat berlindungnya seorang muslim dari tindakan orang yang membenci, tindakan makar orang yang membuat makar, kedengkian orang yang dengki, kesombongan orang yang congkak, kebengisan penguasa dikatator yang dzolim. Kalaw bukan kepada Allah, lantas kepada siapa lagi kita mengadu?
Sepertiga malam adalah waktu yang tepat untuk mengadu kepada kepada-Nya. Mengangkat kedua tangan dengan penuh kekhusu’an pada sepertiga malam agar munajat dan do’a dikabulkan. Karena berdua dengannya seakan-akan tidak ada penghalang (hijab) yang membatasi dengan sang kekasih.
Ya Allah, Jadikan kami jiwa-jiwa kecintaan-Mu yang mau mengakui kesalahan serta mau memperbaikinya dengan lebih baik.
Ya Allah, Hamba Mu ini hanyut dalam arus kehidupan, begitu sibuk mengejar impian, dengan harapan mendapat penghormatan dan kemewahan.
Ya Allah, cukupilah aku dengan rezeki-Mu yang halal agar aku terhindar dari yang haram dan kayakanlah aku dengan nikmat-Mu agar aku tidak minta kepada selain-Mu.
Ya Allah, hamba-Mu begitu hina sehingga wajar jika hamba mengejar ampunan dan keridhoan-Mu. Hamba-Mu begitu lemah, sehingga wajar jika hamba memohon kekuatan dan kesabaran dalam mengemban amanah mulia ini. Agar risalah islam bisa ku sampaikan dengan tenang dan jelas tanpa ada keraguan.
Ya Allah,  Jangan Kau tutup pintu-Mu saat aku ketuk, dan jangan Kau usir aku dari pintu hidayah-Mu. Aku mengemis cinta-Mu, sungguh tiada cinta yang sempurna selain daripada-Mu
Ya Allah, Ampunilah segala salah dan dosa kami. Tuntunlah jiwa ini, agar slalu dijalan-MU yang lurus. Dan memudahkan segala urusan hamba dalam meraih rezeki yang halal dari-Mu.
Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang yang sabar dalam menghadapi setiap ketentuan-Mu. Jadikanlah kami sebagai hamba-Mu yang selalu bertawakkal dan bergantung pada-Mu. Aamiin ya rabbal alamin.....!!!
Hasbunallah wani’mal wakil nikmal maula wani’mannasir, la haula wala kuwata illabillah.
Wallahu a’lam bishawab.

0 komentar: