Minggu, Februari 17, 2013

Hanya dengan Islam Indonesia Sejahtera.


Oleh: Muhammad Natsir Bin Al-Walid (Analisis wawasan ICS)
Betapa banyak problematika yang terjadi di berbagai lini kehidupan di tanah air, mulai dari masalah yang terkecil sampai masalah yang terbesar telah diselimuti oleh cengkraman politik materialistik yahudi, budaya hedonis, karena di sebabkan oleh pengaruh globallisasi yang tak sejalan dengan nilai-nilai nurani yang ada dalam diri manusia pada hakikatnya, menurutnya murtadha matahari, bahwa manusia adalah makhluk yang paling tinggi dari sekian makhluk yang di ciptakan oleh tuhan.
Ketinggian manusia tersebut terletak pada potensi akal dan hati yang di berikan oleh tuhan untuk memimpin bumi ini dengan cara yang seadilnya terhadap seluruh makhluk ciptaan tuhan di alam jagat raya ini tampa ada istilah diskriminasi social, class social sebagai mana yang dikritik oleh karl max seorang filosof yunani kuno tersebut bahwa tidak ada class social, atau tingkatan-tingkatan class social. Dimana dengan adanya tingkatan-tingkatan social tersebut akan terjadi sikap yang tidak sesuai dengan prinsip kemanusiaan, dalam Islam di kenal dengan konsep keadilan dimana konsep keadilan dalam islam menempatkan sesuatu pada tempatnya yang sesuai dengan ukuran masing-masing berdasarkan hasil dari tindakan social tersebut.
Manusia adalah makhluk yang paling tinggi derajatnya dari makhluk lain, sebagai mana ketika tuhan menawarkan amanah kepada bumi untuk memimpin bumi ini bumipun mengelakannya, namun ketika tuhan mengamanahkan tanggung jawab itu kepada manusia maka manusia siap untuk menerima amanah itu, sebagai mana yang dijelaskan di dalam al-qur’an surat al-baqarah ayat 30, sebagai khalifah filardh, memahami khalifah filardh, tentunya bukan sesuatu hal yang sangat mudah untuk diterjemahkan dan dijewantahkan dalam  kehidupan. Dengan cara yang tidak semestinya.
Hubungan manusia dengan negara adalah sesuatu yang sangat perlu untuk diperhatikan bahkan wajib untuk diperhatikan, jika tidak maka akan mendapatkan kemurkaan dari tuhannya. Neraga bertugas untuk menata kehidupan rakyat secara adil dan komprehensif didalam setiap lini kehidupan sebagaimana yang tertuang didalam sejarah perjuangan kerasulan, baik dalam hal ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan lain-lain, sebab ini merupakan konsekuensi logis untuk dipertanggung jawabkan dihadapan tuhan di hari akhirat. Tanggung jawab negara jika itu diabaikan maka akan terjadi Sebagai mana yang dikatakan oleh, Abdul Halim Sani dalam bukunya, Manifesto Gerakan Intelektual Profetik bahwa manusia yang tak menyadari keberadaannya serta sistem tak adil merupakan hal yang mengakibatkan berbagai ketimpangan. Dalam realita dunia sekarang masalah yang besar adalah dehumanisasi, dimana dehumanisasi ini adalah di sebabkan oleh oleh tangan penguasa yang selalu berprinsip materialistik yahudi dalam menata masa depan bangsa.
Negara manusia adalah negara yang selalu memahami eksistensinya sebagai Negara. Dalam hal ini kaitan dengan negara maka manusialah yang punya hak dan otoritas dalam mengurus segala persoalan yang terjadi disekitar kehidupannya, entahkah itu persoalan yang material maupun yang non material untuk diberikan secara adil oleh negara sebagai pihak penanggung jawabnya atas segala persoalan tersebut. Negara juga  merupakan solusi dari setiap permasalah yang di alami oleh rakyatnya secara proporsional, agar negara tidak menjadi objek alam semesta dalam merospon persoalan rakyatnya.
Dalam hal ini negara (manusia), sebagaimana yang dikatakan oleh Halim Sani, bahwa ada dua kemungkinan manusia akan menjadi objek alam semesta ataukah alam semesta akan menjadi objek manusia, ketika manusia menjadiakan eksistensinya sebagai objek dari alam semesta, maka manusia tersebut telah kafir terhadap potensi yang diberikan oleh tuhannya, jika sebaliknya maka sesungguhnya manusia telah berada dijalan yang lurus (petunjuk tuhan) yang diridoi oleh Allah. Negara  harus mampu memposikan tugas sebagai penanggung jawab atas setiap permasalahan yang terjadi disetiap lini kehidupan rakyat, sebagai mana yang menjadi prinsip argumentasi partai politik  bahwa suara rakyat merupakan suatu keharusan yang perlu didengar selama selama tidak bertenatang denga teks-teks ilahi sebagai landasan teologis dalam mengaktualisasikan semangat kesejahteraan terhadap empiris kehidupan secara menyeluruh dan adil yang saat ini jauh dari kesejahtraan.
Agar Negara tidak sebagai mana yang dikatakan oleh pepatah Prancis dalam bukunya Amin Rais yang berjudul Selamatkan Indonesia: Bahwa Sejarah Berulang Kembali. Pepatah Prancis tersebut memberikan dokrin semangat dalam menata masa depan bangsa yang sejahtera didalam berbagai deminsi kehidupan,  Negara manusia juga Negara yang selalu memberikan peluang kesejahteraan terhadap manusia sebagaimana layaknya Negara dalam mengatasi permasalahan rakyatnya, tidak seperti Negara yang dimaksudkan oleh seorang tokoh gerakan kontemporer yaitu Sayid Qutb yang mengatakan bahwa negara ada dua macam Negara Jahiliyah dan Negara Islam, Negara Jahiliyah yang dimaksudkan oleh Qutb tersebut adalah negara yang tidak selalu menjunjung tinggi nilai-nilai yang terkandung didalam Al-Qur’an dan tidak menjadikan Al-Qur’an sebagai semangat dalam mengsejahterakan rakyatnya secara menyeluruh diberbagai lini kehidupan serta Rassul tidak dijadikan sebagai panutan dan contoh tauladan. Pada hal Allah berfirman sesungguh rassul di utus sebagai rahmat bagi seluruh alam”.  Dan disisi lain juga Rasul disebutkan sebagai suritauladan bagi manusia yang bertauhid. Berbicara tauladan tentunya bukan hanya sekedar dalam ibadah ritual individu saja melainkan mencakup secara menyeluruh.
 Sedangkan Negara tuhan yang dimaksudkan oleh Sayid Qutb adalah negara yang menjadikan Al-Qur’an sebagai wacana praksis dan mengimplementasikan aturannya dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menjadikan historis kenabian sebagai semangat dalam mengaktualisasikan kepentingan rakyatnya semata. Artinya bahwa apa yang ada dalam Al-qur’an dan Hadist nabi harus diterima dan diimplementasikan oleh negera agara menjadi negara yang baltun thoibatun wa rabbun ghafur, tidak hanya berkata-kata mencontohi nabi sementara di lain pihak kita menolak apa yang di sampaikan oleh kanjeng nabi. Oleh karena itu, agar termasuk negara yang memberi rahmat bagi alam semesta maka tentu harus manjadikan Al-Qur’an sebagai kajian politik kesejahteraan dan historis kenabian sebagai semangat dalam bertauladan.
Dalam hal agar tercipta manusia (negara) dan alam yang menjunjung tinggi nilai-nilai luhur ke-Islaman ini maka tidak terlepas dari kesadaran individu, kelompok, masyarakat, dan bernegara dalam mengaktualisasikan konsepsi islam di tengah-tengah kehidupan ini. Oleh karena itu, indonesia akan jadi negara yang sejahtera ketika islam dijadikan sebagai payung hukum atau positif dalam implementasinya. Walahu’alam.

1 komentar:

Fadlin Guru Don Literasi mengatakan...

Sudah saatx indinesia harus direvolusi dgn mental islam