Kamis, Desember 05, 2013

Masih Ada Ruang 3



Oleh: AM. Ruslan
 
Benteng Rotterdam, Februari 20.01
"Tidak ada uang kecil ta'?
"o... iya, ada. Makasih daeng." ucapku pada supir pete pete yang sejurus kemudian berlalu.
Sesaat setelah itu ku arahkan pandanganku ke taman Benteng Rotterdam, terlihat seorang pria duduk di pinggir bangku di bawah sinar lampu penerang taman itu. Ditemani senandung lagu yang dilantunkan oleh 3 sampai 4 orang remaja hanya sekedar untuk menghibur pengunjung sambil berharap kemurahan hati dari pria yang ada itu.
setelah pertemuan di Losari 3 bulan yang lalu, aku mulai membuka hati untuknya, dan malam ini ia memintaku untuk bertemu di sini. di taman benteng Rotterdam. Dan atas nasehat dari ibu Aku mengiyakannya.

Ada keraguandalam hatiku untuk melangkah ke arah taman. Enikma cinta menghampiri perasaanku. Seakan Aku masuk dalam lingkarannya. Sebuah fenomena yang bukan hanya terjadi pada seseorang saja, tetapi enikma cinta merupakan kejadian diluar logika manusia yang memadu cinta kasih namun kandas di tengah jalan. Sudah banyak bukti tentang hal ini, lihatlah kegagalan pernikahan Julia Perez dengan pasangannya, Asmiranda dengan kekasihnya dan yang baru adalah Kegagalan Zaskia Gotik dengan Vicky Prasetyo.
Tuhan... Aku tidak ingin seperti mereka. Seru hatiku penuh pengharapan.

Pria itu, pria yang duduk di pinggirr bangku taman menoleh ke arahku. Seakan ada malaikat yang berbisik padanya bahwa yang ia tunggu telah datang. Sejurus pandangan Kami bertemu, Aku tak mampu berucap, terunduk sedikit malu. Malu pada diriku sendiri. Ada perasaan aneh yang hinggap dalam diriku sejak pertemuanku degannya di anjungan losari dahulu.

Cinta platonis yang telah lama layu seakan mengembangkan kuncup kuncup baru. Ya, memang cinta tak terekspresikan, tak terkata, tak pernah meminta untuk dinanti. Dan sekarang ia menghampiriku. Allah menumbuhkan kembali tunas harapan dihati yang sempat layu.
"Ma'af, Aku terlambat"
"O.. iya, ndak apa apa. mestinya aku yang meminta ma'af karena telah merepotkanmu untuk datang ke sini" jawabnya masih dengan gaya bicara pertama kali aku kenal dirinya.

Setelah itu hening, tak ada kata yang terucap dari mulutku dan dirinya, kami berdua terdiam. Hanya terdengar nyanyia para remaja di sudut taman yang melantunkan tembang pada pengunjung taman Rotterdam. Sementara di langit sana bintang bintang sedang merayu sang rembulan yang malam ini terlihat begitu malu bersembunyi di balik awan. Tapi kami masih tetap diam bersama detik yang telah berlalu.

"Sudah lama, ya? kita ndak ke sini bareng?" tanyanya memecah kebiasuan itu.
"Iya, sudah lima tahun lamanya, semenjak kau pergi" jawabku sedikit egois pada diriku yang berharap ada jawaban lain yang ia ucapkan.
"Ma'afkan Aku"
"yeah, Aku telah mema'afkanmu sejak kita bertemu di anjungan losari 3 bulan yang lalu" jawabku
setelah kata yang terucap itu, lagi aku, dia terdiam, tak ada kata yang terucap hanya suara mobil yang lalu lalang di jalan dan nyanyian para remaja di sudut taman benteng ini. Seakan dia tersekat oleh perasaannya. Begitupun aku.
"Kamu pernah mendengar sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Bar? kembali ia melontarkan pertanyaan yang mungkin menurutku hanya untuk memecah kekakuan antara kami supaya kekakuan itu tidak membeku bersama malam.
"Tidak, tentang apa?"

"Tentang Allah yang mempunyai hamba hamba yang bukan Nabi dan syuhada. Tapi para Nabi dan syuhada tertarik pada kedudukan mereka di sisi Allah. Sampai para Sahabat bertanya,"Wahai Rasulullah, siapa mereka dan bagaimana amal mereka? semoga saja kami bisa mencintai mereka. Rasulullah bersabda,"mereka adalah suatu kaum yang saling mencintai dengan karunia dari Allah. Mereka tidak memiliki hubungan nasab dan tidak memiliki harta yang mereka kelola bersama. Demi Allah keberadaan mereka adalah cahaya dan mereka kelak akan ada di atas mimbar mimbar dari cahaya," ia berhenti sejenak memandang ke arah bulan yang kembali menampakkan wajahnya kepada sang bintang kemudian menatapku dan berkata...
"Aku ingin Kau dan Aku berada di atas mimbar yang tercipta dari cahaya itu sehingga para Sahabat dan syuhada pun iri melihat kita"
Aku terdiam, lidahku keluh tak tahu harus mengatakan apa. Kata kata itu telah menembus jantungku, menahan berdetak untuk sesaat, laju darahku seakan terhenti. menabrak hatiku yang masih menyimpan sepercik harapan akan cinta platonisku yang dahulu.

"Aku ingin dibangkitkan dan dikumpulkan bersama orang yang Aku cintai kelak di akhirat dan tentunya hidup bersamanya di dunia ini" sambil mengambil kotak kecil dari berwarna merah dari saku bajunya ia berlutut di taman dan membuka kotak kecil itu kemudian berkata, "Lin, kau selalu ada untukku. Aku hanya ingin kau tahu bahwa aku akan selalu ada untukmu.  Meski Aku pernah membuatmu kecewa, tetapi Aku ingin kau tahu bahwa Aku sangat mencintaimu. Maukah kau menikah denganku,menjadi pendamping hidupku, menjadi ibu bagi anak anak ku kelak?", Aku tersipu malu dan terkejut.

Cinta tak pernah meminta untuk dinanti.
ia mengambil kesempatan atau mempersilakan
yang ini adalah sebuah pengorbanan...
Nasehat ibu hadir mengingatkanku... Cinta platonisku... Apakah Aku harus menerimanya? 
Cinta ada pada mereka yang tulus
meski ia pernah tersakiti...
Aku hampir menangis tak kuat menahan diri. Dengan terharu bahagia karena cinta platonis yang ku simpan rapat dalam hati kembali membuka ruang. Ya, masih ada ruang dalam hatiku meskipun ia meninggalkanku begitu lama. Sembari mengangguk Aku mengatakan "Ya". 

Cinta...“Kasih sayang adalah penyebab hati dan ruh menjadi hidup terpelihara. Hati tidak akan merasa tenteram, nikmat, beruntung, dan merasa hidup bila tanpa cinta. Seandainya hati tanpa cinta, sakitnya lebih terasa daripada mata terasa sakit ketika tidak bisa lagi melihat cahaya, telinga ketika tidak bisa lagi mendengar, hidung ketika tidak bisa lagi mencium, lisan ketika tidak mampu lagi berbicara. Bahkan, hati pun bisa menjadi rusak apabila hampa dari kasih sayang yang sudah merupakan fitrah dalam jiwa manusia. Ia adalah sebuah karunia yang diberikan Sang Pencipta."      
                                                      
                                                                          SEKIAN

4 komentar:

Unknown mengatakan...

jadi, bagaimana nasib wanita yang d jodohkan kepada sang cowo... dan apakah orang tua cowo merestua apa yagn diiginkan mereka berdua..??

Anonim mengatakan...

jadi, bagaimana nasib wanita yang d jodohkan kepada sang cowo... dan apakah orang tua cowo merestua apa yagn diiginkan mereka berdua..??

Unknown mengatakan...

bagaiman nasib wanita yg d jodohkan oleh org tua sang cowo, dan apakah hubugan mereka di restui oleh kedua org tua sang cowo??

Anonim mengatakan...

Hadist yang romantis...