Suara umat menolak Miss World 2013 diabaikan
oleh elite kapitalis yang buta, bisu, dan tuli. Meskipun
penolakan dari umat terhadap pelaksanaan Miss World 2013 di Indonesia menguat,
penguasa Indonesia tampaknya tidak peduli. Terdapat lebih dari 60 ormas Islam
dan elemen masyarakat yang menolak kontes maksiat ini. Padahal sangat jelas dan
nyata, Miss World 2013 banyak memberikan keburukan bagi bangsa ini.
Kontes ini jelas-jelas merendahkan perempuan. Kemuliaan perempuan
bukanlah ditentukan oleh fisiknya, namun pemikiran dan tingkah lakunya. Dalam
Islam ukuran kemuliaan itu adalah ketakwaannya kepada Allah, sejauh mana
manusia itu taat kepada Allah SWT.
Miss World telah menurunkan derajat kemuliaan itu menjadi serendah
binatang. Karena mengukur kemuliaan wanita berdasarkan fisiknya. Kalaupun
kecerdasan menjadi salah satu penilaian dalam acara ini, porsinya sangatlah
sedikit.
Tetap saja kecantikan, kemolekan tubuh, menjadi syarat utama dan
pertama. Secerdas apapun seorang wanita, kalau wajahnya buruk, tubuhnya tidak
indah, usianya sudah renta, dipastikan tidak akan pernah menjadi pemenang dalam
Miss World. Untuk seleksi tahap awal saja sudah dipastikan gagal total.
Alasan kontes ini untuk kecerdasan wanita adalah omong kosong.
Sama halnya dengan alasan demi promosi Indonesia juga bohong besar! Indonesia
sudah cukup dikenal dengan kekayaan dan keindahan alamnya, tanpa harus menjual
tubuh wanita! Lagi pula apa artinya mengenalkan Indonesia kalau dilakukan
dengan cara merusak negeri ini.
Secara historis Miss World yang diprakarsai Eric Morley pada tahun
1951, bukan berawal dari lomba kecerdasan, namun festival bikini untuk
mempromosikan pakaian renang yang baru diperkenalkan pada saat itu. Meskipun
panita menyatakan akan menghilangkan sesi bikini, namun tetap saja kontes ini
akan mengumbar bagian aurat wanita lainnya.
Pada gilirannya, kontes ini telah menjadikan wanita hanya
sekadar pemuas nafsu, obyek eksploitasi seksual atas nama kontes kecantikan.
Penghinaan terhadap derajat wanita dan eksploitasi seksual inilah yang dijual
oleh pengusaha-pengusaha rakus yang hanya memikirkan uang dan uang.
Memalukan, penyelenggara acara ini di Indonesia dalam hal ini MNC
Grup akan meraih keuntungan yang besar dengan menjual tubuh wanita. Tanpa memikirkan
dampak negatifnya pada bangsa ini.
Adalah tepat apa yang disebut oleh mantan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Daoed Joesoef, yang menentang keras berbagai kontes
kecantikan. Dalam bukunya, Dia dan Aku: Memoar Pencari Kebenaran
(2006), ia menulis: ”Pendek kata, kalau di zaman dahulu para penguasa
(raja) saling mengirim hadiah berupa perempuan, zaman sekarang pebisnis yang
berkedok lembaga kecantikan, dengan dukungan pemerintah dan restu publik,
mengirim perempuan pilihan untuk turut ‘meramaikan’ pesta kecantikan perempuan
di forum internasional.”
Ada pesan liberalisasi yang kuat dalam kontes ini.Terang saja,
Miss World berakar dari budaya Barat yang liberal. Atas nama kebebasan
seorang wanita bebas mempertontonkan aurat mereka. Dengan alasan pemilik tubuh
yang sah, seorang wanita didoktrin untuk menolak setiap pengaturan terhadap
tubuhnya. Bahkan dianggap sebagai belenggu. Meskipun pengaturan itu berasal
dari Allah SWT, Sang Pencipta tubuh wanita.
Liberalisasi budaya ini memberikan sumbangan yang nyata bagi maraknya
kemaksiatan seperti perzinaan, tingginya tingkat pemerkosaan dan kekerasan
terhadap perempuan, termasuk pelecehan seksual di Barat dan negeri-negeri lain
seperti India, termasuk Indonesia.
Acara ini juga merupakan kontes kemaksiatan. Betapa banyak hukum
syariat Islam yang berasal dari Allah SWT yang dilanggar dalam acara ini. Mulai
dari mempertontonkan aurat, berlenggak-lenggok di depan umum, berhias secara
berlebihan (tabarruj), hingga
ikhtilat (campur aduk antar laki-laki dan perempuan tanpa ada kepentingan
syar’i).
Tidakkah hadits Rasulullah SAW berikut ini cukup membuat kita
takut? “Ada dua golongan manusia yang
menjadi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya; yakni,
sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk
menyakiti umat manusia; dan wanita yang membuka auratnya dan berpakaian tipis
merangsang berlenggak-lenggok dan berlagak, kepalanya digulung seperti punuk
onta. Mereka tidak akan dapat masuk surga dan mencium
baunya. Padahal, bau surga dapat tercium dari jarak sekian-sekian.”[HR.
Imam Muslim].
Yang menyedihkan, kontes kecantikan sarat maksiat ini diadakan di
negeri Indonesia yang penduduknya mayoritas beragama Islam. Tidakkah kita takut
kemaksiatan ini akan mengundang azab dari Allah SWT. Rasulullah SAW telah
menjelaskan kepada kita, diam kita terhadap maraknya perzinaan yang merupakan
buah dari liberalisasi sama artinya kita merelakan diri kita diazab oleh Allah
SWT.
Karena itu kita tidak boleh diam. Kita tidak boleh membiarkan
terjadinya kemaksiatan yang melanggar hukum Allah SWT di negeri ini. Kita tidak
boleh membiarkan penguasa dan pengusaha kapitalis yang tidak peduli dan hanya
memikirkan uang dan uang menghancurkan generasi muda Islam, keluarga kita dan
anak-anak kita. Kita tidak boleh diam!
Tentu kita tidak mau mendapat julukan setan bisu. Sebagai yang
dijelaskan Ibnul Qoyyim al-Jauziyah dalam Fadhlul
‘Ilmi wal ‘Ulama’ menyebut sikap diam tatkala melihat kemungkaran
dan padahal dia mampu untuk mengubahnya sebagai syaithônun ahras, setan bisu.
Siapapun yang sedang melihat larangan Allah diterjang, agama-Nya ditinggalkan,
sunnah Rasul-Nya dijauhi, namun hatinya dingin dan lisannya terkunci, adalah
tidak tersisa agama dan kebaikan padanya. Orang tersebut seakan setan bisu
(dari menyuarakan kebenaran) sebagaimana orang yang menyuarakan kebatilan
adalah setan berbicara.
Karena itu apa yang diserukan oleh Hizbut Tahrir, melalui Fika
Komara (Member of Central Media Office Hizbut Tahrir), penting untuk kita
perhatikan. Hizbut Tahrir mengecam diam, bisu, dan tulinya penguasa negeri
Islam terhadap suara umat yang tidak menginginkan kontes maksiat ini
berlangsung. Dalam seruannya Hizbut Tahrir menegaskan :
“Wahai Kaum Muslimin! Kami menyeru Anda untuk
menentang dengan sungguh-sungguh pergelaran kontes ini di Indonesia dan
menentang impor seluruh budaya liberal ke negeri kita ini, termasuk
obyektifikasi perempuan dan budaya hiburan cabul yang menebarkan imoralitas dan
menjadi sumber kerusakan bagi pemuda dan masyarakat kita. Kami juga menyeru
Anda untuk berlepas diri dari penguasa sekuler – Kapitalis pembebek Barat yang
menjadi tumor bagi umat karena mereka persis seperti yang digambarkan Allah SWT
dalam firman-Nya : “Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali (ke jalan yang benar).” [] Farid Wadjdi
Miss World dan Ketidakpedulian Penguasa