>>Oleh: Muh. Didiharyono<<
Abu
Ali Ad-daqqaq an-Naisaburi As-Syafi’i pernah berkata: “Orang yang diam tidak menyampaikan kebenaran adalah seperti setan yang
bisu, dan orang yang tahu kebenaran tapi yang disampaikan adalah kebatilan
adalah seperti setan yang bisa berbicara”.
Perkataan
imam Ad-Daqqaq tertebut memberikan penjelasan bahwa ketika mengetahui kebenaran
tidak perlu disembunyikan atau diam, yang harus dilakukan adalah selalu
menyampaikan kalimat yang benar. Begitu juga dengan melihat kemungkaran, tidak
boleh kita bisu dan pura-pura tidak tahu kecuali yang dilakukan adalah mencegah
kemungkaran tersebut.
Karena
Nabi saw bersabda: “Barang siapa yang
melihat kemungkaran maka cegalah dengan tangan (kekuasaan), jika tidak sanggup
maka cegalah dengan lisan, jika tetap tidak sanggup maka cegalah dengan hati.
Dan itulah selema-lemahnya iman” (HR.Mutafakun ala’ih)
Banyak
faktor yang menyebabkan terjadinya kemungkaran, salah satunya adalah kurangnya
kesadaran dalam diri mereka untuk senantiasa melakukan kebaikan. Sehingga,
peran dakwah dipentingkan untuk menyampaikan kebenaran ditengah masyarakat.
Dakwah
merupakan aktifitas untuk memberikan penyadaran ditengah-tengah masyarakat.
Penyemban dakwah juga harus pandai melihat “penyakit” yang diderita oleh
masyarakat. Setelah itu, penyemban dakwah juga harus tahu “obat” apa yang akan
diberikan untuk menyembuhkan penyakit yang diderita oleh masyarakat. Sebab,
tanpa dakwah, bisa jadi masyarakat ini tidak tahu kalau mereka sedang sakit.
Maka jika tidak ada dakwah itu artinya masyarakat tidak tahu kalaw mereka
sedang sakit dan merasa baik-baik saja.
Penyemban
dakwah juga harus menjadi dokter masyarakat yang pandai mendiagnosa dengan
benar “penyakit” apa yang diderita oleh masyarakat. Sebab, salah diagnosa
menyebabkan salah dalam memberikan “obat” itu artinya penyakit yang diderita
oleh masyarakat tidak akan sembuh. Sehingga, perlu didiagonosa dengan baik dan
diketahui penyakitnya maka obat yang diberikan adalah sesuai dengan penyakit
yang dideritannya.
“Penyakit”
yang diderita oleh masyarakat saat ini cukup kompleks mulai dari kemiskinan,
ketidakadilan, korupsi, penganguran, kenakalan remaja, narkoba, terorisme dan
konsipirasi yang merusak islam. “Penyakit” ini tidak akan pernah bisa direduksi
dan dieliminasi kecuali kita manpu mengetahui problem penyebab dari
permasalahan yang ada. Maka pengemban dakwah harus menguasai pemasalah yang
diderita oleh masyarakat dan membemberikan solusi yang sangat cerdas yaitu
hanya dengan solusi islam.
Olehnya
itu, dakwah tentang kebenaran islam wajib disampaikan agar masyarakat
tercerahkan dan tenang dengan syari’at islam. Jika memang tidak tahu maka diam
itu menjadi kunci ketika kita benar-benar tidak mengetahui kebenaran.
Kebenaran
itu bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah, sehingga kebenaran itu mesti
disampaikan lewat dakwah. Kebenaran juga tidak boleh disembunyikan jika kita
mengetahuinya. Karena nabi saw pernah besabda: “barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka
sampaikanlah kebenaran atau lebih baik diam” (HR. Bukhari).
Penyemban
dakwah juga wajib membongkar semua kejahatan serta konspirasi musuh islam yang
hendah mengacak-acak syariat islam. Sebab, jika dibiarkan dan masyarakat
terlena dengan hal itu, maka penyakit yang diderita oleh masyarakat kambuh lagi
dan tidak akan pernah sembuh.
Jadi,
jika mengetahui kebenaran maka sampaikanlah dan jangan disembunyikan. Jika
tidak mengetahuinya maka lebih baik diam dan belajarlah.!
Wallahu a’lam bi shawab
Jangan Sembunyikan Kebenaran!