Senin, Desember 17, 2012

Merenungi Bahtera Kehidupan

(catatan pribadi semoga Allah SWT mengampuni dosa kita dan memberikan berkah kepada kita agar kita menjadi orang yang diridhoinya )

***

Pernahkah kita berpikir bahwa kita tidak pernah ada di Bumi ini dan bagaimana kita berbentuk rupa seperti ini padahal awalnya wujud kita tidaklah lebih besar daripada sebutir garam?
***
Pernahkah kita berpikir bagaimana pepohonan mampu mengalirkan air hingga ketinggian 120 meter ke cabang-cabangnya padahal pepohonan tidak memiliki mesin atau pompa?
***
Pernahkan kita berpikir bahwa bumi berputar pada sumbunya dengan kecepatan 1.670 km perjam namun demikian tak satu bendapun yang terlempar dan hilang diruang angkasa?
***
Pernahkan kita berpikir bagaimana sejumlah serangga mengepakkan sayapnya sekitar 1000 kali perdetik akan tetapi sayap itu tidak pernah rusak dan terbakar?
***
Pernahkan anda berpikir bagaimanakah kota anda dihuni, kos, rumah atau tempat kerja anda dapat hancur akibat gempa Bumi yang mungkin terjadi kapan saja atau anda mungkin saja kehilangan sesuatu yang anda miliki di Dunia ini dalam hitungan detik.?
***
Pernahkan anda berpikir bagaimana hidup anda berlalu begitu cepat hingga suatu hari nanti anda menjadi lemah, tua dan lambat laun kehilangan kecantikan, kebugaran dan kekuatan anda?
Pernahkan anda berpikir bahwa suatu hari, disaat yang paling tidak anda harapkan anda akan berhadapan dengan Malaikat Maut yang ditugaskan khusus oleh Allah dan anda harus meninggalkan dunia ini?
***
Pernahkan anda berpikir mengapa orang-orang sedemikian cintanya kepada dunia yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan padalah yang semestinya mereka lakukan adalah berusaha keras meraih ridho Allah SWT dan kebahagiaan akhirat?
***
Jika seseorang tidak pernah memikirkan alasan mengapa dunia ini diciptakan, ia tak akan pernah memahami alasan keberadaannya di dunia, padahal Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan tertentu. Akan sangat bermanfaat bagi kehidupan kita di Akhirat kelak jika kita mau memikirkan kenyataan ini sekarang dan memahaminya dengan mengambil pelajaran yang berguna selagi Allah memberikan kesempatan di dunia ini.
Dan kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq, tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.” (QS Ad-Dukhan: 38-39)

“Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS Al-Mu’minuun :115)
Nah sekarang, coba kita tanya pada diri kita masing-masing, Hidup ini kita gunakan untuk apa??? Apakah kita harus sombong dengan tingkah laku kita, kekayaan kita, kecantikan dan kegantengan kita ataukah dengan jabatan kita??? Apakah kita harus buat aturan sendiri kemudian kita lalai dengan aturan/ syariah Allah ataukah kita berhukum kepada hukum yang tidak di ridhoi oleh Allah (Hukum Thogut)???

Tidak wahai saudaraku. Tidak ada yang bisa kita banggakan di dunia ini, Hidup ini sesingkat mungkin karena kita tahu bahwa usia kita semakin bertambah berarti jatah hidup kita semakin berkurang lagi setahun demi setahun dibandingkan tahun lalu. Hanya hidup dengan syari’ah dan hukum Allah lah kita bisa mulia di dunia dan di akhirat kelak agar cita-cita mulia kita yaitu Surga-Nya di ijinkan oleh Allah untuk di huni oleh kita orang-orang yang beriman, bertakwa dan tunduk kepada hukum, aturan atau Syari’ah-Nya.

Lalu coba renungi lagi firman Allah SWT:
Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzariat : 56)
Saat merenungi kembali ayat ini, hatiku menangis. Betapa tidak, Allah menciptakan hidup kita dan memberikan kita usia sekian puluh tahun sesungguhnya agar kita gunakan untuk beribadah kepada-Nya. Namun keyatannya hidup kita habis untuk tidur dan berkerja mencari dunia, juga melakukan hal-hal yang sia-sia. Sebaliknya, hanya sebagian kecil usia kita habiskan untuk beribadah kepada Allah SWT dan dakwah.

Namun sekarang bagaimana jika semua aktifitas kita yang dianggap sebagai ibadah ternyata tidak bernilai apa-apa di sisi Allah? Bagaimana jika amal-amal kita ternyata tidak diterma oleh Allah? Bagaimana sholat kita yang jarang sekali khusuk itu ditolak oleh Allah? Bagaimana pula jika dakwah kitapun yang mungkin kadang-kadang bercampu denga riya’, angkuh, sombong, selalu ingin benar sendiri dan tak jarang minimalis tak dipandang oleh Allah?

Betul, kita tidak boleh pesimis, kita harus penuh harap kepada Allah, semoga semua amal-amal kita diterima. Namun kita pun sepantasnya khawatir jika semua amal yang selama ini kita anggap amal sholeh dan bernialai pahala, ternyata sebagian besarnya tidak bernialai apa-apa disisi Allah SWT.

Disisi lain, setiap hari, puluhan kali kita berbuat kemaksiatan kepada Allah. Kalikan saja, misalkan dengan 21 tahun usia kita (365 X 21 X 10) – masa kanak-kanak sebelum balik. Atau misalkan andai sudah berumur 21 tahun, kemudian selama 38 tahun itu kita gunakan untuk tidur selama 8 jam perhari, berarti 1/3 hidup kita hanya dipakai untuk tidur yakni sekitar 7 tahun. Andai sisa waktu kita perhari yanggal 16 jam itu dipakai untuk nonon TV, santai, ngobrol yang tidak-tidak dan melakukan hal-hal yang tidak berguna berarti sisa waktu kita perhari tinggal 12 jamnya di pakai untuk tidur dan melakukan hal-hal yang tadi. 12 jam berarti setengah hari , jika dikalikan 21 tahun berarti 10,6 tahun (separuh umur kita) hanya kita pakai untuk tidur dan melakukan hal-hal yang tidak berguna.

Tak terasa, air mata keluar dengan sendirinya tak kuasa menahan tangis, seraya bergumam, “Ya Allah, setiap detik karunia dan nikmat-Mu turun kepadaku. Namun, setiap detik pula dosa dan kesalahanku naik kepada-Mu”.

Kemudian lantas berdoa dengan do’a Nabi Adam as: “Ya Allah, Tuhan kami. Selama ini kami hanya menzalimi dan menganiaya diri kami sendiri . jika saja engkau tidak mengampunani dosa-dosa kami dan mengasihi kami. Tentu kami termasuk orang-orang yang merugi.”

Lantas dilanjutkan dengan do’a Imam Al-Ghajali : “Tuhanku, tidakalah pantas aku menjadi penghuni Firdaus-Mu. Namun, tak mungkin pula aku kuat menahan panasnya neraka-Mu. Karena itu, terimalah tobatku dan ampunilah dosa-dosaku. Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa dan Engkau Maha Besar. Amin”

0 komentar: