(catatan pribadi semoga Allah SWT
mengampuni dosa kita dan memberikan berkah kepada kita agar kita
menjadi orang yang diridhoinya )
Pernahkah kita berpikir bahwa kita tidak pernah ada di Bumi ini dan bagaimana kita berbentuk rupa seperti ini padahal awalnya wujud kita tidaklah lebih besar daripada sebutir garam?
***
Pernahkah kita berpikir bagaimana
pepohonan mampu mengalirkan air hingga ketinggian 120 meter ke
cabang-cabangnya padahal pepohonan tidak memiliki mesin atau pompa?
***
***
Pernahkan kita berpikir bahwa bumi
berputar pada sumbunya dengan kecepatan 1.670 km perjam namun demikian
tak satu bendapun yang terlempar dan hilang diruang angkasa?
***
***
Pernahkan kita berpikir bagaimana
sejumlah serangga mengepakkan sayapnya sekitar 1000 kali perdetik akan
tetapi sayap itu tidak pernah rusak dan terbakar?
***
***
Pernahkan anda berpikir bagaimanakah
kota anda dihuni, kos, rumah atau tempat kerja anda dapat hancur
akibat gempa Bumi yang mungkin terjadi kapan saja atau anda mungkin
saja kehilangan sesuatu yang anda miliki di Dunia ini dalam hitungan
detik.?
***
***
Pernahkan
anda berpikir bagaimana hidup anda berlalu begitu cepat hingga suatu
hari nanti anda menjadi lemah, tua dan lambat laun kehilangan
kecantikan, kebugaran dan kekuatan anda?
Pernahkan anda berpikir bahwa suatu
hari, disaat yang paling tidak anda harapkan anda akan berhadapan
dengan Malaikat Maut yang ditugaskan khusus oleh Allah dan anda harus
meninggalkan dunia ini?
***
***
Pernahkan
anda berpikir mengapa orang-orang sedemikian cintanya kepada dunia
yang sebentar lagi akan mereka tinggalkan padalah yang semestinya
mereka lakukan adalah berusaha keras meraih ridho Allah SWT dan
kebahagiaan akhirat?
***
***
Jika
seseorang tidak pernah memikirkan alasan mengapa dunia ini diciptakan,
ia tak akan pernah memahami alasan keberadaannya di dunia, padahal
Allah menciptakan segala sesuatu dengan tujuan tertentu. Akan sangat
bermanfaat bagi kehidupan kita di Akhirat kelak jika kita mau
memikirkan kenyataan ini sekarang dan memahaminya dengan mengambil
pelajaran yang berguna selagi Allah memberikan kesempatan di dunia ini.
“ Dan kami tidak
menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan
bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq,
tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.” (QS Ad-Dukhan: 38-39)
“Maka apakah kamu mengira, bahwa
Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa
kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS Al-Mu’minuun :115)
Nah sekarang, coba kita tanya pada
diri kita masing-masing, Hidup ini kita gunakan untuk apa??? Apakah
kita harus sombong dengan tingkah laku kita, kekayaan kita, kecantikan
dan kegantengan kita ataukah dengan jabatan kita??? Apakah kita harus
buat aturan sendiri kemudian kita lalai dengan aturan/ syariah Allah
ataukah kita berhukum kepada hukum yang tidak di ridhoi oleh Allah
(Hukum Thogut)???
Tidak wahai saudaraku. Tidak ada yang bisa kita banggakan di dunia ini, Hidup ini sesingkat mungkin karena kita tahu bahwa usia kita semakin bertambah berarti jatah hidup kita semakin berkurang lagi setahun demi setahun dibandingkan tahun lalu. Hanya hidup dengan syari’ah dan hukum Allah lah kita bisa mulia di dunia dan di akhirat kelak agar cita-cita mulia kita yaitu Surga-Nya di ijinkan oleh Allah untuk di huni oleh kita orang-orang yang beriman, bertakwa dan tunduk kepada hukum, aturan atau Syari’ah-Nya.
Tidak wahai saudaraku. Tidak ada yang bisa kita banggakan di dunia ini, Hidup ini sesingkat mungkin karena kita tahu bahwa usia kita semakin bertambah berarti jatah hidup kita semakin berkurang lagi setahun demi setahun dibandingkan tahun lalu. Hanya hidup dengan syari’ah dan hukum Allah lah kita bisa mulia di dunia dan di akhirat kelak agar cita-cita mulia kita yaitu Surga-Nya di ijinkan oleh Allah untuk di huni oleh kita orang-orang yang beriman, bertakwa dan tunduk kepada hukum, aturan atau Syari’ah-Nya.
Lalu coba renungi lagi firman Allah
SWT:
“Dan Aku tidak
menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”
(QS. Adz-Dzariat : 56)
Saat
merenungi kembali ayat ini, hatiku menangis. Betapa tidak, Allah
menciptakan hidup kita dan memberikan kita usia sekian puluh tahun
sesungguhnya agar kita gunakan untuk beribadah kepada-Nya. Namun
keyatannya hidup kita habis untuk tidur dan berkerja mencari dunia, juga
melakukan hal-hal yang sia-sia. Sebaliknya, hanya sebagian kecil usia
kita habiskan untuk beribadah kepada Allah SWT dan dakwah.
Namun sekarang bagaimana jika semua
aktifitas kita yang dianggap sebagai ibadah ternyata tidak bernilai
apa-apa di sisi Allah? Bagaimana jika amal-amal kita ternyata tidak
diterma oleh Allah? Bagaimana sholat kita yang jarang sekali khusuk itu
ditolak oleh Allah? Bagaimana pula jika dakwah kitapun yang mungkin
kadang-kadang bercampu denga riya’, angkuh, sombong, selalu ingin benar
sendiri dan tak jarang minimalis tak dipandang oleh Allah?
Betul, kita tidak boleh pesimis, kita
harus penuh harap kepada Allah, semoga semua amal-amal kita diterima.
Namun kita pun sepantasnya khawatir jika semua amal yang selama ini
kita anggap amal sholeh dan bernialai pahala, ternyata sebagian
besarnya tidak bernialai apa-apa disisi Allah SWT.
Disisi lain, setiap hari, puluhan
kali kita berbuat kemaksiatan kepada Allah. Kalikan saja, misalkan
dengan 21 tahun usia kita (365 X 21 X 10) – masa kanak-kanak sebelum
balik. Atau misalkan andai sudah berumur 21 tahun, kemudian selama 38
tahun itu kita gunakan untuk tidur selama 8 jam perhari, berarti 1/3
hidup kita hanya dipakai untuk tidur yakni sekitar 7 tahun. Andai sisa
waktu kita perhari yanggal 16 jam itu dipakai untuk nonon TV, santai,
ngobrol yang tidak-tidak dan melakukan hal-hal yang tidak berguna
berarti sisa waktu kita perhari tinggal 12 jamnya di pakai untuk tidur
dan melakukan hal-hal yang tadi. 12 jam berarti setengah hari , jika
dikalikan 21 tahun berarti 10,6 tahun (separuh umur kita) hanya kita
pakai untuk tidur dan melakukan hal-hal yang tidak berguna.
Tak terasa, air mata keluar dengan
sendirinya tak kuasa menahan tangis, seraya bergumam, “Ya Allah,
setiap detik karunia dan nikmat-Mu turun kepadaku. Namun, setiap detik
pula dosa dan kesalahanku naik kepada-Mu”.
Kemudian lantas berdoa dengan do’a Nabi
Adam as: “Ya Allah, Tuhan kami. Selama ini kami hanya menzalimi dan
menganiaya diri kami sendiri . jika saja engkau tidak mengampunani
dosa-dosa kami dan mengasihi kami. Tentu kami termasuk orang-orang yang
merugi.”
Lantas
dilanjutkan dengan do’a Imam Al-Ghajali : “Tuhanku, tidakalah pantas
aku menjadi penghuni Firdaus-Mu. Namun, tak mungkin pula aku kuat
menahan panasnya neraka-Mu. Karena itu, terimalah tobatku dan ampunilah
dosa-dosaku. Sesungguhnya engkau Maha Pengampun dosa dan Engkau Maha
Besar. Amin”
Merenungi Bahtera Kehidupan