Pendahuluan
Dalam
sejarah peradaban manusia, zaman yang biasa disebut sebagai “Zaman
Keemasan Islam” berkisar antara abad ke-9 hingga abad ke-14, merupakan
lintasan sejarah yang biasa dibicarakan secara terperinci oleh ahli-ahli
sejarah barat. Sebenarnya, bagi orang islam Zaman Keemasan ialah
pada zaman Nabi Muhammad saw, khulafaurasidin (Abu Bakar, Umar,
Usman dan Ali), bani Mu’awiyah, bani Abasiyah sampai pada masa Khilafah
Usmaniyah, masa ini yang disebut oleh orentalis sebagai zaman keemasan islam
atau lebih wajar diistilahkan sebagai ‘Zaman Perkembangan Intelektual Islam’.
Jika kita mebuat buku-buku sejarah sains, khususnya sejarah perkembangan
matematika yang begitu banyak terdapat di perpustakaan di pusat pengkajian
tinggi hasil karangan sarjana barat, maka tidak dapat disangkal bahwa siapapun
yang mengetahui sejarah peradaban Islam, sebenarnya akan merasa
keberadaan satu titik sulit dikalangan penulis-penulis barat ini dengan para
orientalis dan para anti islam untuk menutup sama sekali akan kebesaran
dan kepentingan sumbangan sarjana-sarjana islam dahulu dibidang apapun,
khussunya dibidang matematika.
Banyak
dari pengarang barat menganggap orang orang islam tidak memberi sumbangan
apapun bagi pertumbuhan matematika. Jika mereka bersimpati, setinggi-tinggi
penghargaan yang diberikan kepada sarjana-sarjana islam sebagai penyimpan
ilmu warisan sarjana Yunani . Misalnya Orientalis Morris Kline dan Bell adalah
ahli matematika yang terkenal dan popular dengan sikapnya yang antikurikulum
matematika modern di sekolah-sekolah AS, masih mewarisi pendirian orang yang
anti islam (phobia terhadap Islam).
Akan
tetapi, mereka berbeda dengan George Sarton, dia dapat dikatakan sebagai
sarjana barat yang terkemuka di dalam bidang sejarah sains. Pintu hatinya telah
terbuka seluas-luasnya untuk memaparkan kebenaran. Dia tidak ragu-ragu
memaparkan kejahatan sarjan-sarjana barat, dengan menyatakan:
“Para
pengkaji yang berhubungan dengan zaman pertenganhan telah memberikan kepada kita
ide palsu sama sekali tentang pemikiran sains zaman pertengahan karena
kemampuan mereka yang terlalu eksklusif kepada pemikiran barat, sedangkan
pencapaian tertinggi telah diperoleh oleh orang-orang timur…… sebutan orang ini
kepada mereka……Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Thabit Ibnu-Qura, Al-Kharkhi, Omar
Khayam dll, yang semuanya lebih tinggi dari sarjana-sarjana yang dipuja
dibarat”.
Kemudian
Sarton menegaskan lagi bahwa : “Abad ke-9 hampir sepenuhnya berupa
abad orang islam,… kegiatan sarjana-sarjana islam dan orang sainsnya, amatlah
superior. Merekalah yang menjadi pemegang piwai sebenarnya bagi peradaban masa
itu”. Sebelum Salton mengemukakan
ini, Smith telah lebih dulu
menegaskan dalam bukunya “The
History of Mathematics” bahwa: “Eropa telah berhutang atas
Renaissancenya (Pemmbaharuanya) Kepada zaman keemasan islam ini.
Pembahasan: Matematika Alqu'an
Istilah Matematika berasal dari bahasa Latin yaitu
kata mathematica yang semula dari kata Yunani yaitu mathematike atau
manthanein yang artinya relation to learning (berkaitan dengan
pembelajaran/ pengetahuan). Istilah ini mempunyai akar kata mathema yang
berarti science or knowledge (ilmu atau pengetahuan). Jadi berdasarkan
asal-usulnya kata matematika itu sendiri berarti pengetahuan yang di peroleh
dari proses belajar.
Menurut J.B R-Cooley, at al., Introduction
to Mathematics, 1949, p10 bahwa Mathematics is the science
of the relations of numbers and space (Matematika adalah ilmu tentang
hubungan-hubungan dari bilangan-bilangan dan ruang)
Dalam Everyman’s Encyclopaedia,
Vol 8 (1958) menyatakan bahwa The mathematics is science of space and
number, and is the basis of all other sciences (Matematika adalah ilmu
tentang ruang dan bilangan dan merupakan dasar dari semua ilmu lainnya). jadi
intinya adalah matematika merupakan ilmu tentang bilangan dan ruang. Akan
tetapi Matematika Al-Qur’an adalah matematika yang menjadikan Al-Qur’an dan
Sunnah nabi saw sebagai postulat. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan
oleh Nabi Muhammad saw bahwa : Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan, dan
kamu tidak akan tersesat selama berpegang kepada keduanya yaitu Kitab Allah dan
rasul-Nya. (HR. Muslim)
Sebaik- baik kamu ialah yang mempelajari Al- Quran dan mengajarkannya
(H.R.Bukhari).
Sebaik- baik kamu ialah yang mempelajari Al- Quran dan mengajarkannya
(H.R.Bukhari).
Tulisan
ini didasarkan kepada satu ayat Al - Quran yang mengatakan ada kalanya orang
beriman bertambah imannya karena bilangan - bilangan, dan orang yang diberi
kitab jadi yakin. Bila proses ini bisa kita alami, maka secara langsung kita
dapat memahami apa itu Kitab dan apa itu Iman??.
Padanya sembilan belas. Dan tidak kami jadikan penjaga
neraka, melainkan malaikat , dan tidak kami jadikan bilangan (jumlah) mereka melainkan cobaan untuk orang - orang kafir,
agar yakin orang yang diberi kitab, dan bertambah iman orang yang beriman, dan
tidak ragu - ragu lagi orang - orang yang diberi kitab dan orang - orang
beriman.
(Al- Quran, surat Al-Muddats -tsir, ke 74 ayat 30 - 31).
(Al- Quran, surat Al-Muddats -tsir, ke 74 ayat 30 - 31).
Secara
sederhana, ayat di atas tentu mengatakan bahwa setelah orang beriman diberi
tahu bahwa bilangan malaikat penjaga neraka itu adalah sembilan belas, lantas
bertambah iman mereka, dan orang yang diberi kitab jadi yakin. Tetapi, secara
teknis tidak demikian. Hal itu karena orang yang tidak tahu Al - Quran tidak
akan pernah tahu Kitab, dan tidak akan pernah tahu Iman, seperti dikatakan
kepada Nabi Muhammad saw :
Dan seperti itu kami wahyukan kepada mu RUH dari urusan
kami, padahal engkau tidak tahu (tadinya) apa itu Kitab dan apa itu Iman.
(Al-Quran, surat Asy-Syura, ke 42 ayat 52)
Maka Nabi pun kemudian mewasiatkan kepada kita : “Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan. Tidak kamu akan tersesat selama berpegang kepada keduanya. Kitab Allaahh dan Sunnah Rasul Allaahh.
(H.R.Muslim)
(Al-Quran, surat Asy-Syura, ke 42 ayat 52)
Maka Nabi pun kemudian mewasiatkan kepada kita : “Aku tinggalkan untuk kalian dua urusan. Tidak kamu akan tersesat selama berpegang kepada keduanya. Kitab Allaahh dan Sunnah Rasul Allaahh.
(H.R.Muslim)
Formasi Bilangan 19 dalam Al - Quran
Barangsiapa membaca satu huruf dari
Al- Quran, maka baginya satu pahala dan satu pahala diganjar sepuluh kali
lipat. (H.R.Atturmidzi)
Paling
tidak pernyataan itu mengingatkan kita untuk tidak menyepelekan Al - Quran,
walau hanya sebuah huruf tanpa makna. Misalnya ketika kita membaca surat ke 50.
Tetapi tidak ada ukuran kebenaran untuk mengatakan seseorang telah dengan benar
menafsirkan arti huruf itu. Di awal surat itu ada huruf “Qof ”dan dibaca “qof
”, bahkan surat ini bernama “surat Qof ”. Walau begitu, kita tetap membacanya
Mengapa ???. “Ada pahalanya”.
Inilah
sesuatu rahasia dalam ibadat ritual dalam Islam, seperti mencium hajar aswad
misalnya, tentu dipahalai, karena mengikuti sunnah Rasul: Sesungguhnya hajar
aswad itu adalah sebutir yaqut (batu permata) di antara yaqut -yaqut sorga.
Kelak pada hari kiamat ia akan dibangkitkan dengan dua mata serta sebuah lidah,
yang dengannya ia berbicara dan bersaksi untuk siapa yang dengan kebenaran dan
ketulusan hati pernah menyentuhnya
(Hadits,Tarmidzi, dan dishahihkan oleh Nasa- iy dari Abdullah bin Abbas)
(Hadits,Tarmidzi, dan dishahihkan oleh Nasa- iy dari Abdullah bin Abbas)
Atau
sholat di makam Ibrahim. Baik Maqom Ibrahim maupun batu hitam (hajar aswad),
dua-duannya barang bersejarah sebagai bukti, ayat dan tanda kebenaran. Dengan
terkaitnya mereka dengan ‘ibadah ritual, maka merekapun akan dipelihara, selama
ummat itu masih ada. Seandainya hajarul aswad tidak dicium Nabi, mungkin
sekarang sudah tidak kita lihat lagi. Maka dengan demikian kita telah
kehilangan satu ayat, sebelum sempat menelitinya.
Demikian
juga dengan huruf “qof ”tadi. Bisa
jadi kita kehilangan sebuah huruf qof pada surat Qof, lantaran tidak dipahalai
untuk membacanya. Maka kita kehilangan huruf itu sebelum sempat menelitinya. Dikaitkannya
sesuatu yang dipelihara dengan ‘ibadat ritual, merupakan satu cara penjagaan
yang paling mudah. Maka itu dikatakan: Sesungguhnya kami yang menurunkan
Peringatan, Dan sesungguhnya kami kepadanya sungguh menjaga. (Al- Quran,
surat Al-Hijir (Batu) ke 15 ayat 9)
Dapatkah Al - Quran dipelihara tanpa memelihara bekas tempat berdiri Ibrahim,
padahal di dalam Al - Quran dikatakan agar ummat Islam menjadikan sebagian dari
bekas tempat berdiri Ibrahim itu sebagai tempat sholat ?. Dan jadikanlah
sebagian dari tempat berdiri Ibrahim Sebagai tempat sholat
(Al - Quran, surat Al - Baqarah, ke 2 ayat 125)
Akhirnya dapat dikatakan bahwa memelihara Al - Quran, juga memelihara sarana yang terkait.
(Al - Quran, surat Al - Baqarah, ke 2 ayat 125)
Akhirnya dapat dikatakan bahwa memelihara Al - Quran, juga memelihara sarana yang terkait.
Bahkan segala sesuatu telah dipelihara
Sesungguhnya Rabbiku menjaga tiap sesuatu (Al - Quran, surat Hud, ke 11 ayat 57)
Sesungguhnya Rabbiku menjaga tiap sesuatu (Al - Quran, surat Hud, ke 11 ayat 57)
Bilangan n x 19 pada al – quran
- Dan kalimat yang mengawali Al - Quran dan bahkan hampir
semua surat diawali dengan kalimat itu, jumlah huruf nyatanya 19.
Yaitu kalimat : Bismillahiirrahmanirrahim merupakan FLYING
BOOK (Kitab yang terbang):
Kalimat ini pernah terbang dari Lembah Semut ke Negeri Saba ’, ketika Nabi Sulaiman menulis surat kepada Ratu Saba ’dan surat itu dibawa oleh burung Hud- Hud. Oleh Ratu sabak kalimat ini disebut KITAB (Book).
Akibatnya haruslah ada kalimat ini pada surat ke 27 pada ayat 30 -nya. Maka dengan demikian surat ke 27 memiliki 2 buah kalimat ini, pada pembukaan surat dan pada ayat 30 -nya.
Kalimat ini pernah terbang dari Lembah Semut ke Negeri Saba ’, ketika Nabi Sulaiman menulis surat kepada Ratu Saba ’dan surat itu dibawa oleh burung Hud- Hud. Oleh Ratu sabak kalimat ini disebut KITAB (Book).
Akibatnya haruslah ada kalimat ini pada surat ke 27 pada ayat 30 -nya. Maka dengan demikian surat ke 27 memiliki 2 buah kalimat ini, pada pembukaan surat dan pada ayat 30 -nya.
- Sepertinya Al - Quran telah dapat jatah kalimat itu
sebanyak suratnya, yaitu 114 = 6 x 19. Kalimat yang dimaksud
( Bismillaahhirrahmaanirrahiim )
Dan karena pada surat ke 27 dibutuhkan 2 buah sehubungan kisah Nabi Sulaiman berkirim surat itu, maka diambillah kalimat ini di salah satu surat lain. Ternyata surat lain yang dipilih adalah surat ke 9 (surat At - Taubah) yang sekarang kita saksikan tidak diawali dengan kalimat Bismillaahhirrahmaanirrahiim. Ada apa dengan 9 dan 27… ???
09,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27 01,02,03,04,05,06,07,08,09,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19
( Bismillaahhirrahmaanirrahiim )
Dan karena pada surat ke 27 dibutuhkan 2 buah sehubungan kisah Nabi Sulaiman berkirim surat itu, maka diambillah kalimat ini di salah satu surat lain. Ternyata surat lain yang dipilih adalah surat ke 9 (surat At - Taubah) yang sekarang kita saksikan tidak diawali dengan kalimat Bismillaahhirrahmaanirrahiim. Ada apa dengan 9 dan 27… ???
09,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,25,26,27 01,02,03,04,05,06,07,08,09,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19
Dari 9 s/d 27 ada 19 bilangan.
- Kata Allaahh di dalam Al - Quran ada sebanyak 2689 =
142 x 19 Kata Ar- Rahman yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor
(ayat Al - Quran ada yang tidak pakai nomor, misalnya pada kalimat
Bismillaahhirrahmanirrahiim pembuka, tidak pakai nomor ayat , tetapi ia ditulis
di permulaan pada permulaan surat) ada sebanyak 57 = 3 x 19
Kata Ar- Rahiim yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor ada sebanyak 114 = 6 x 19
Kata Ismu yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor ada sebanyak 19 = 1 x 19
Kata ISMU= 1 x19 ; Kata ALLAAHH = 142 x19 ; Kata AR – RAHMAN= 3 x19 Kata AR - RAHIM = 6 x19
Kata Ar- Rahiim yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor ada sebanyak 114 = 6 x 19
Kata Ismu yang mengenai Allaahh saja dan pada ayat bernomor ada sebanyak 19 = 1 x 19
Kata ISMU= 1 x19 ; Kata ALLAAHH = 142 x19 ; Kata AR – RAHMAN= 3 x19 Kata AR - RAHIM = 6 x19
6 + 3 + 142 + 1 = 152 = 8 x 19
- Surat YAA SIN , surat ke 36 pada Al - Quran
dibuka dua huruf YAA SIN.
Ya nya = 237
Sin nya = 48 _____ +
Jumlah = 285 = 15 x 19
19 Tengah - tengah Al - Quran yang biasa diberi warna merah pada tulisan Al - Quran lama, berada pada kata “WAL YATALATHTHOF”, adalah pada ayat ke 19 pada surat GUA (Al - Kahfi).
dibuka dua huruf YAA SIN.
Ya nya = 237
Sin nya = 48 _____ +
Jumlah = 285 = 15 x 19
19 Tengah - tengah Al - Quran yang biasa diberi warna merah pada tulisan Al - Quran lama, berada pada kata “WAL YATALATHTHOF”, adalah pada ayat ke 19 pada surat GUA (Al - Kahfi).
- Ada 5 surat yang pembukaannya dibuka oleh Alif Lam
Ra saja pada Al - Quran
No
Surat ke Alif +Lam +Ra
Jumlah = n x 19
1.
10
1319
+ 913 + 257
=
2489 = 131 x 19
2. 11
1370
+ 794 + 325
= 2489 = 131
x 19
3. 12
1306 + 812 + 257
= 2375
= 125 x 19
4. 14
493 + 323 + 96
= 912
= 48 x 19
5.
15
485 + 452 +
160
= 1197 = 63 x
19
- Ada 6 surat dibuka Alif Lam Mim saja pada Al - Quran
No. Surat ke Alif
+Lam +Mim Jumlah
= n x 19
1. 2
4502
+ 3202 + 2195 = 9899
= 521 x 19
2. 3
2521
+ 1892 + 1249 = 5662
= 298 x 19
3. 29
744
+ 554 + 344 =
1672 = 88 x 19
4. 30
544
+ 393 + 317 = 1254
= 66 x 19
5. 31
347
+ 297 + 173 = 817
= 43 x 19
6 . 32
257
+ 155 + 158 = 570
= 30 x 19
_ +
Jumlah = 1046 x 19 Dalam pelajaran selanjutnya kita menemukan bahwa 1046 ini
benar kode Alif Lam Mim.
-
Ada
19 surat yang ayatnya tidak lebih 10 ayat pada Al- Quran
No. Surat ke
Nama
Surat
Jumlah ayat < 10
1. 1
Al - Faatihah
7
2. 114
An -Naas
6
3. 113
Al – Falaq
5
4. 112
Al –
Ikhlash
4
5. 111
Al - Lahab
5
6. 110
An -Nashru
3
7. 109
Al - Kafirun
6
8. 108
Al –
KauTsar
3
9. 107
Al - Ma ’un
7
10. 106
Al –
Quraisy
4
11. 105
Al - Fiil
5
12. 104
Al -Humazah
9
13. 103
Al - ’Ashr
3
14. 102
At- Takaatsur
8
15. 99
Az-Zalzalah
8
16. 98
Al – Baiyyinah
8
17. 97
Al –
Qadru
5
18. 95
At- Tiin
8
19. 94
Al –
Insyirah
8
- Ada 29 surat pada Al - Quran
yang dibuka huruf Abjad. Cara penyajiannya terbagi atas dua kelompok.
1.Kelompok yang dicampur dengan kata - kata, seperti Alif Lam Ra
pada surat ke 12 , kita lihat setelah itu langsung ada kata - kata.
dicampur dengan kata-kata dalam satu nomor Banyak surat yang dibuka huruf abjad
dengan cara ‘dicampur’ seperti ini ada 10 surat saja. Sisanya yang tidak
dicampur, (artinya di suatu nomor surat itu isinya hanya huruf abjad) ada 19
surat .
-
Dari 29 surat pada Al - Quran yang dibuka huruf Abjad. Ke 28 surat itu
telah kita jelaskan alasan jumlah huruf abjad itu padanya, kecuali surat ke 68
(Al - Qalam) yang dibuka huruf Nun.
Huruf Nun pada surat Al - Qalam tidak n x 19, tetapi – 2 dari 7 x 19. Seperti ayat Al - Quran sendiri bersama basmalah = 6348 tidak = n x 19, tetapi + 2 dari 334 x 19
Huruf Nun pada surat Al - Qalam tidak n x 19, tetapi – 2 dari 7 x 19. Seperti ayat Al - Quran sendiri bersama basmalah = 6348 tidak = n x 19, tetapi + 2 dari 334 x 19
- Jumlah surat di dalam Al -
Quran = 114 = 6 x 19 dan Huruf Al - Quran = 330733 = 17407 x
19
Demikian Bilangan nx19 & Al - Quran Demikian juga dengan Flying Book (yang menggunakan Kalimat Bissmilahirrahmanirrahim) yang memiliki 19 huruf.
Demikian Bilangan nx19 & Al - Quran Demikian juga dengan Flying Book (yang menggunakan Kalimat Bissmilahirrahmanirrahim) yang memiliki 19 huruf.
Refrensi :
1. Al-Qur’an
Dan Sunnah
2. Fahmi
Basya (2006). Matematika Islam (Matematika Al-Qur’an). Best seller
Jakarta : Republika.
3. M.
Kline (1972). Mathematical Thonght from Wncient to Modern Times. Oxford
Uni. Press
4. E.T.
Bell. (1945). The development of Mathematics. Pretice Hall
5. The
Liang Gie (1999). Filsafat Matematika. Yokyakarta : Pusat Belajar
Ilmu Berguna.
6. G.
Salton (1948). The life of sciences. New York: Henry Schumann
7. D.E.
Smith. 1923. History of the mathematics. Jil. I. New York : Ginn Co.
8. Sulaiman,
Nordin (2000). Sains Menurut Perspektif Islam. Dewan Bahasa dan Pustaka.
Kuala Lumpur dengan PT. Dwi Rama.
9. Shahrir
bin Muhammad Zain (1985). Pengenalan Tamadun Islam dalam Sains dan Teknologi.
Dewan Bahasa dan Pustaka. Kuala Lumpur.
10.
Merick (1970). Mathematical for liberal Arts Students. Boston, princle,
weber Schmidt.
Kapita Selekta Matematika: Mengungkap Keajaiban Angka 19 dalam Al-Qur'an