Total utang pemerintah Indonesia hingga September 2011 mencapai Rp
1.754,91 triliun. Dalam sebulan jumlah utang itu naik Rp 10,57 triliun
dibanding posisi Agustus 2011 yang sebesar Rp Rp 1.744,34 triliun.
Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar
Rp 1.676,85 triliun, jumlah utang hingga September 2011 bertambah Rp
78,06 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang RI juga naik dari
27,15% pada Agustus menjadi 27,3% pada September.
Dan jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang
pemerintah hingga September 2011 mencapai US$ 198,9 miliar. Turun
dibandingkan per Agustus 2011 yang sebesar US$ 203,35 miliar. Namun
utang dalam dolar AS ini lebih tinggi dibandingkan Desember 2010 yang
sebesar US$ 186,5 miliar.
Demikian data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang
dikutip detikFinance, Selasa (25/10/2011).
Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman US$ 69,15 miliar dan
surat berharga US$ 129,75 miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang
sebesar Rp 6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia per September
2011 tercatat sebesar 27,3%.
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga
akhir September 2011 adalah:
- Bilateral: US$ 41,89 miliar
- Multilateral: US$ 23,13 miliar
- Komersial: US$ 3,02 miliar
- Supplier: US$ 60 juta.
- Pinjaman dalam negeri US$ 70 juta
Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah
sampai September 2011 mencapai US$ 129,75 miliar. Naik dibandingkan
posisi Desember 2010 yang sebesar US$ 118,39 miliar.
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB
sejak tahun 2000:
- Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
- Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
- Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
- Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
- Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
- Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
- Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
- Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
- Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
- Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
- Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
- September 2011: Rp 1.754,91 triliun (27,3%)
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus
mengingatkan para menterinya untuk tegas mengurangi utang luar negeri.
SBY meminta pelunasan utang lebih digencarkan lagi.
SBY meminta persentase utang pemerintah terhadap PDB di 2014 harus
ditekan menjadi paling besar 22%. SBY juga meminta dengan tegas agar
tiap tahun jumlah utang yang dibayar harus lebih besar dari jumlah
utang yang ditarik oleh pemerintah.
Tahun depan pemerintah merencanakan menyicil pokok dan bunga utang
senilai Rp 170,36 triliun. Jumlah ini dinilai anggota DPR makin
mengkhawatirkan karena telah membebani 12,9% total belanja pemerintah
pusat.
Dalam Nota Keuangan dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012
disebutkan, penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman
program sebesar Rp 16,9 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp 39,1
triliun yang didalamnya termasuk penerusan pinjaman sebesar Rp 9
triliun. (detikfinance.com, 25/10/2011)
Utang Pemerintah Naik Lagi Jadi Rp 1.754,9 Triliun!