Senin, Juni 27, 2011

Kemunduran dan Kejatuhan Imperium Amerika

Lokomotif ekonomi Abad ke-20 muncul lebih kuat dari Era Depresi Ekonomi. Tapi ketika dihadapkan dengan pembusukan budaya, kelemahan struktural dan ketergantungan pada keuangan , dapatkah Amerika melakukannya lagi?
Amerika mencatat sebuah rekor minggu lalu. Jatuhnya harga perumahan baru-baru ini berarti bahwa harga perumahan real estate telah turun 33% sejak puncak kejatuhan - bahkan lebih besar dari 31% ketika John Steinbeck menulis The Grapes of Wrath.
Pengangguran belum kembali ke tingkat Era Great Depression tetapi level pengangguran 9,1%  dari jumlah tenaga kerja itu masih pada level yang akan mengkhawatirkan Gedung Putih. Presiden terakhir yang  terpilih kembali dengan pengangguran di atas 7,2 % adalah Franklin Delano Roosevelt.
Amerika adalah negara dengan segudang masalah serius. Saat ini, ada satu dari enam warga Amerika bergantung pada kupon makanan pemerintah untuk memastikan bahwa mereka memiliki cukup makanan.  Anggaran, yang pernah sedikit surplus lebih dari satu dekade yang lalu, kini memiliki defisit dengan perbandingan sebesar defisit negara Yunani. Ada kelumpuhan kebijakan di Washington.
Asumsinya adalah bahwa masalah-masalah itu dapat dengan mudah diselesaikan karena Amerika adalah negara ekonomi terbesar di planet ini, satu-satunya negara dengan jangkauan militer global, pemilik cadangan mata uang dunia, dan sebuah bangsa dengan catatan penemuan kembali jati diri yang bisa dibanggakan yang terjadi sekali atau lebih dalam setiap generasi.
Semua ini adalah benar dan masih banyak lagi. Universitas-universitas  Amerika adalah universitas-universitas hebat, yang  menarik  orang-orang  paling pintar  dari seluruh dunia. Ini adalah sebuah negara yang mendorong batas-batas teknologi. Jadi, sangat mungkin bahwa Amerika akan muncul lebih kuat daripada sebelumnya melebihi mimpi buruk terpanjang dari krisis subprime mortgage (krisis kredit pemilikan rumah). Posisi keuangan yang kuat dari perusahaan-perusahaan Amerika bisa melepaskan gelombang investasi baru selama beberapa tahun mendatang.
Biarkan saya menempatkan suatu hipotesis alternatif. Pada tahun 2011, Amerika adalah  seperti Romawi  pada tahun 200AD atau  seperti Inggris menjelang Perang Dunia Pertama: sebuah imperium yang berada di puncak kekuasaan, tetapi dengan keretakan yang mulai terlihat.
Pengalaman dari Romawi dan Inggris menunjukkan bahwa sulit untuk menghentikan kebusukan sekali saja hal itu mulai terjadi, jadi yang berikut ini adalah beberapa tanda peringatan : militer yang menyebar dimana-mana, jurang yang melebar antara si kaya dan si miskin, ekonomi dengan sebuah lubang menganga lebar, warga yang menggunakan hutang di luar kemampuannya untuk bertahan hidup, dan kebijakan-kebijaan yang  pernah efetif tapi saat ini tidak lagi bisa menyelesaikan. Tingginya tingkat kejahatan dengan kekerasan, epidemi obesitas, kecanduan pornografi dan penggunaan energi yang berlebihan semuanya ini dapat memberitahu kita suatu hal : Amerika Serikat berada dalam dekadensi budaya yang akut.
Kemunduran Imperium terjadi karena berbagai alasan, tapi faktor-faktor tertentu adalah faktor-fator kambuhan. Ada keengganan awal untuk mengakui bahwa ada banyak hal yang seharusnya meresahkan, dan datangnya sebuah penantang (atau beberapa penantang) dalam tatanan internasional. Dalam kasus Spanyol pada masa lalu, saingan itu adalah Inggris. Dalam kasus Inggris pada masa lalu, saingan itu adalah Amerika. Dalam kasus Amerika saat ini, ancaman itu berasal dari Cina.
Kemunduran Inggris berlangsung sangat cepat setelah tahun 1914. Pada tahun 1945, Inggris adalah sedikit pemain di dunia bipolar (dua kutub) yang didominasi oleh Amerika dan Uni Soviet, dan jantung sterling - standar emas abad ke-19 - dengan cepat kehilangan kilauannya sebagai mata uang cadangan. Ada kekhawatiran, yang disuarakan sejauh kembali ke Era Penemuan tahun 1851, bahwa orang-orang yang lebih lapar,  adalah produsen-produsen yang lebih efisien di Jerman dan Amerika Serikat yang mengancam hegemoni industri Inggris. Tapi tidak ada tindakan serius yang diambil sebagai kebijakan. Dalam paruh kedua abad ke-19 terjadi pergeseran halus dalam perekonomian, dari Utara ke Selatan Inggris, dari manufaktur kepada keuangan, dari membuat sesuatu kepada hidup dari penghasilan investasi. Pada tahun 1914, tulisan itu terpampang di dinding.
Dalam dua hal penting, Amerika pada hari ini berbeda dari Inggris seabad yang lalu. Amerika jauh lebih besar, yang berarti bahwa negeri itu mengambil manfaat dari ekonomi skala-benua, dan negara itu telah hadir dalam industri yang akan  merupakan  industri strategis  yang  penting pada paruh pertama abad 21. Inggris pada tahun 1914 terlalu tergantung pada batubara dan pembuatan kapal laut, yakni suatu industri yang bergantung pada perang dunia, dan telah gagal untuk cukup awal memahami  akan pentingnya kemunculan teknologi-teknologi  baru.
Meskipun demikian, ada kesejajaran. Telah ada pergeseran jangka panjang dari penekanan dalam ekonomi Amerika dari manufaktur dan menuju keuangan. Ada tantangan yang berkembang dari produsen di bagian-bagian lain dunia.
Kegilaan
Sekarang, perhatikanlah hal kontras antara pemulihan ekonomi dan pola siklus-siklus sebelumnya. Secara tradisional, pemulihan ekonomi Amerika melihat pengangguran turun pada saat suku bunga yang lebih rendah mendorong konsumen untuk berbelanja dan industri konstruksi mulai membangun perumahan lagi. Kali ini, masalahnya telah berbeda. Ada kegilaan untuk membangun perumahan selama tahun-tahun masa gelembung ekonomi, yang menyebabkan kelebihan pasokan perumahan bahkan sebelum harganya terjun bebas dan meningkatnya pengangguran menyebabkan penyitaan perumahan dengan cepat.
Amerika memiliki lebih banyak rumah lebih dari yang  negeri itu tahu apa yang harus dilakukannya, dan bahwa keadaan itu tidak akan berubah selama bertahun-tahun.
Selama beberapa bulan terakhir, pemberitaan  tentang kondisi ekonomi yang buruk sangat sedikit  sehingga telah meluluhkan harapan akan pemulihan berkelanjutan. Optimisme saat ini telah digantikan oleh kekhawatiran bahwa Amerika Serikat dapat menuju kepada resesi ekonomi berganda (double-dip recession mengacu pada resesi yang diikuti oleh pemulihan ekonomi singkat, lalu diikuti oleh resesi lain-pent) yang ditakuti.
Di pasar real estat, yang merupakan gejala mendalam dari kelesuan ekonomi Amerika, double dip telah tiba. Pengurangan pajak (tax break adalah pengurangan pajak yang diberikan untuk mendorong aktiitas komersial-pent)  bagi para pemilik rumah hanya diberikan sementara karena pasar yang jatuh sementara jutaan orang Amerika tinggal di rumah-rumah yang nilainya kurang dari harga yang mereka bayar untuk rumah-rumah mereka. Angka-angka terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 28% rumah-rumah dengan hipotek berada dalam ekuitas negative (negative equity adalah nilai properti kurang dari saldo pinjaman untuk membeli aset/properti itu). Tidak mengherankan, hal itu telah membuat Amerika jauh lebih berhati-hati dalam hal pengeluaran uang. Naiknya harga-harga komoditas memperburuk masalah, karena hal itu mendorong inflasi dan mengurangi daya beli yang berasal dari upah dan gaji.
Kebijakan makro-ekonomi telah terbukti kurang efektif daripada kebijakan normal. Namun, hal itu bukan karena keinginan untuk mencoba. Amerika Serikat memiliki tingkat suku bunga jangka pendek sebesar 0 % selama lebih dari dua tahun. Tingkat suku bunga ini memiliki dua dosis besar pelonggaran kuantitatif, dimana dosis yang kedua saat ini berakhir. Defisit anggaran negera itu begitu besar sehingga telah menyebabkan diberikannya peringatan dari lembaga-lembaga pemeringkat kredit, meskipun ada status mata uang dolar cadangan. Dan Washington telah mengadopsi kebijakan kebijakan yang jinak terhadap mata uang, meskipun ada retorika dolar yang kuat, dengan harapan bahwa ekspor murah akan menekan pengeluaran konsumen.
Kebijakan, seperti biasanya, diarahkan pada pertumbuhan karena ketakutan yang besar pada The Fed, Departemen Keuangan dan siapa saja yang menempati Gedung Putih adalah seperti kembali ke era tahun 1930-an. Pada saat itu, kelesuan ekonomi sebagian besar disebabkan oleh deflasi kebijakan ekonomi yang memperdalam resesi yang disebabkan oleh munculnya gelembung pasar saham pada tahun 1920. Tanggapan yang lemah untuk obat pertumbuhan saat ini menunjukkan bahwa Amerika secara struktural jauh lebih lemah daripada di tahun 1930-an. Untuk mengatasi kelemahan-kelemahan itu dibutuhkan keuangan yang melanggar batas ekonomi dan langkah-langkah untuk meningkatkan daya beli keluarga pada umumnya sehingga mengurangi ketergantungan mereka pada utang. Hal ini akan memerlukan amnesti bagi pasar perumahan. Di atas segalanya, Amerika harus menemukan kembali kualitas yang pada awalnya membuatnya besar. Hal itu tidaklah mudah. (rza)

0 komentar: