Oleh: Muh. Didi Haryono
Sebelum
dijelaskan lebih dalam tentang pengembangan pengetahuan terlebih dahulu kita
pahami tentang ideologi. Ideologi berasal dari dua kata yang berbeda yaitu idea dan logos. Idea berarti ide, pokok pemikiran atau pokok persoalan,
sedangkan logos berarti ilmu atau
pengetahuan. Jadi, ideologi secara umum berarti ilmu tentang ide. Namun, banyak
pakar yang menjelaskan tentang definisi tentang ideologi diantaranya: ideologi
sebagai pandangan hidup, ideologi sebagai sebuah system yang jelas, dan ideologi
sebagai pemikiran yang menyeluruh dan konprehensif. Sehingga, bisa kita
simpulkan bahwa ideologi merupakan pemikiran yang menyeuruh melahirkan seluruh
system dan aturan.
Pertanyaan
kemudian adalah apakah dalam pengembangan pengetahuan memerlukan sebuah
ideologi? Jawabannya perlu. Karena jika kita perhatikan definisi di atas maka
ideologi perlu untuk dijadikan pandangan atau arah yang jelas dalam
mengembangakan pengetahuan. Oleh karena itu, dalam analisis ini penulis mencoba
menganalisia tentang ideologi pengembangan pengetahuan.
Ideologi
pengembangan pengetahuan sama dengan atau equivalen dengan arah pengembangan
pengetahuan dalam memajukan dunia pendidikan Indonesia. Dalam memajukan dunia
pendidikan seharusnya tidak ada perbedaan atau dikotomi antara ilmu umum dengan
ilmu agama karena terlihat terjadi diskriminasi ilmu pengetahuan (knowledge). Pada hal, hakikatnya ilmu
adalah ilmu yang tidak ada perbedaan antara keduanya. Sehingga, untuk memajukan
dunia pendidikan seharusnya terintegrasikan antara ilmu pengetahuan dalam hal
ini ilmu umum dan ilmu agama agar dengan motivasi atau spirit keagamaan yang
tertuang dalam kitab suci mendorong manusia untuk meneliti (research) dalam memajukan dunia
pendidikan Indonesia. Jika, kita melihatnya secara historis (sejarah) pada masa
ke-Khilafahaan kemajuaan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat, ilmu
kedokteran, matematika, biologi, fisika, arsitektur, filsafat, ketatanegaraan,
geografi, dan sebagainya. Pada perkembangan itu Barat dan Eropa mengakui
kemajuan tersebut dan berutang budi kepada islam atas perkembangan ilmu
pengetahuan pada masa itu, kemudian pada masa itu Barat menjulukinya dengan “The Golden age” atau masa kejayaan
islam. Sosok Ibnu Sina atau Avensena yang dikenal di barat sebagai bapak
kedokteran, jika kita baca biografinya, beliau bukan hanya ahli keokteran
tetapi beliau juga ahli hadist dan ahli tafsir.
Saat
ini dunia pendidikan Indonesia berkembangan dalam memajukan ilmu pengetahun dan
teknologi. Tetapi apakah mampu Indonesia menjadi Negara superpower dalam
perkembangan dan kemajuan teknologinya? Pertanyaan inilah yang menjadi motivasi
dalam menetukan ideologi apa yang yag digunakan dalam mengembangkan pengetahuan
indonesia. Dalam mengambil ideologi tentu banyak yang kita perhatikan, memang
kemajuan barat saat ini berkembang dengan pesat dan tidak bisa kita pungkiri
dengan kemajuannya, namun ada hal-hal yang perlu diperhatikan misalkan pendidikan
moral, pendidikan tingkah laku dan aspek lainnya. Misalkan aspek pergaulan
bebas yang dilakukan oleh remaja di barat seakan-akan sudah menjadi hal yang
biasa dilakukan di negara tersebut, hampir semua remajanya terkena HIV/AIDS.
Jikalau renerasi mendatang pergaulannya seperti ini maka masa depan sebuah
Negara tinggal tunggu “ajal” kehancurannya. Bukankah pemuda adalah generasi
selanjutnya, jika generasi saat ini baik maka generasi masa depan akan baik,
sebaliknya jika generasi saat ini buruk, maka generasi akan datang hancur.
Oleh
karena itu, pendidikan islam sangat menjunjung tinggi nilai moral, akhlak, dan
estetika yang harus dimiliki oleh setiap manusia. Karena dengan itu generasi
masa depan akan senantiasa betah belajar dan saling mrnghargai sesama manusia.
Sehingga lebih tepat kalau ideology pengembangan pengetahuan harus kembalikan
kepada pendidikan islam.
IDEOLOGI PENGEMBANGAN PENGETAHUAN