Oleh: M. Didi Haryono (The Leader Islamic Civilizzation Studies)
Setiap tanggal 20 Mei bangsa Indonesia merayakan hari Kebangkitan Nasional, kini tahun 2011 berarti sejak tahun 1945 yang konon Indonesia merdeka maka sudah 66 tahun seharusnya bangsa kita menjadi bangsa yang disegani oleh dunia. Pertanyaan kemudian adalah apakah betul bangsa kita telah bangkit? Mari kita simak analisa berikut ini:
1. Negara yang Merdeka
Dikatakan bangsa yang merdeka setidaknya bangsa tersebut harus bebas dari penjajahan baik yang bersifat lokal maupun skala global, negara kita saat ini tidak terlepas dari pengaruh asing baik dibidang ekonomi, politik, hukum, pendidikan dan lain sebagainya. Sebut saja dibidang hukum. Hukum yang dipakai oleh negara kita adalah KUHP yang ditinggalkan oleh belanda padahal belanda telah menjajah negara kita lebih kurang 300 tahun, belum lagi kekayaan alam kita yang diserahkaan kepada Asing sebut saja PT. Freeport, Blok Cepu, PT. Newmoon dan lain sebagainya. Berarti penjajahan itu masih ada meskipun tidak dijajah secara fisik.
2. Negara yang bebas dari Kemiskinan
Bohong jika ada anggapan bahwa negara indonesia hari ini tidak ada yang miskin, fakta dilapangan justru pengemis (orang yang minta-minta) diperempatan jalan raya (lampu merah) bertambah banyak walaupun data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) berkurang sekian persen. Ingat, bahwa data bisa dimanipulatif tapi fakta tidak bisa. Jika kita konsisten dengan data yang dikeluarkan oleh BPS seharusnya pengemis dijalan raya berkurang bukan bertambah. Semua orang paham, dalam konstitusi kita orang miskin dan anak terlantar itu dilindungi oleh negara dan diberikan lapangan perkerjaan. Nah, seharusnyakan begitu tetapi rakyat kita dibiarkan oleh mereka untuk menjadi pengemis dinegara sendiri padahal negara kita adalah negara yang kaya.
3. Negara Anti Korupsi
Ini juga perlu dipertanyakan, apakah bangsa kita sudah bebas dari yang namanya korupsi? Jawabanya tidak, korupsi dinegara kita merajalela mulai dari hulur sampai hilir. Sebut saja kasus Bank Century sampai hari ini belum tuntas, mafia peradilan, mafia pajak, kriminalisasi ditubuh KPK, dan banyak kasus korupsi lainnya. Tidak ada yang memberikan jera kepada pelaku agar tidak melakukan hal yang serupa berarti penegakan hukum terlebih substansi hukum tidak membuat orang takut untuk melakukan korupsi.
4. Negara yang bebas dari kebohongan
Kebohongan seakan-akan menjadi budaya bagi bangsa kita terutama dikalangan elit politik yang memberikan contoh kepada rakyatnya. Janji manis yang mereka janjikan dahulu yang memberikan kesejahteraan bagi bangsa kita sampai saat ini tidak ditepati. Anggota Dewan yang terhormat, melakukan studi banding ke luar negeri untuk mempelajari tata tertib, hukum, syarat kemiskinan dan sebagainya, ma’af tidak membuahkan hasil melainkan pemborosan anggaran rakyat.
5. Negara yang disegani dunia
Bagaimana bisa disegani oleh Dunia sementara masalah domestik dinegara sendiri belum teratasi. Oleh karena itu, negara kita harus melakukan rekonstruksi diberbagai bidang agar negara kita menjadi negara yang makmur bahkan menjadi negara yang disegani oleh dunia (super power).
Negara yang bangkit setidaknya terlepas dari 5 poin di atas, jika itu semua diabaikan maka negara kita bukan negara yang bangkit melainkan negara membodohi rakyannya sendiri, sehingga benar orang menyebutnya “Hari Kebodohan Nasional”. Oleh karena itu, negara kita harus mensejahterakan rakyaknya dan menjadi negara yang disegani oleh dunia karena dengan itu bangsa kita mampu berdiri sendiri tanpa ada intervensi dari negara lain. Bukan justru kita minta pertolongan atau berlindung dibawah ketiak Amerika tetapi yang kita lakukan adalah menantang ideologi kapitalisme mereka dengan ideologi Islam. Sehingga, perlu dilakukan kajian secara mendalam tentang konsep Syari’ah Islam dalam bingkai Khilafah yang ditawarkan oleh anak bangsa karna jika kita tela’ah secara historis memang sistem Khilafah adalah sistem yang mampu menguasai 2/3 dunia dan masalah domesitiknya memberikan kesejahteraan dan kemakmuran bagi rakyatnya. Wallahu a’lam bi ash-shawab.
HARI KEBANGKITAN NASIONAL atau “HARI KEBODOHAN NASIONAL”