Sabtu, Desember 27, 2014

The Power of Focus

The Power of Focus
Banyak orang menyerah dalam mengejar ide-ide yang baik karena kurangnya fokus, dan salah paham dengan menganggap hal ini sebagai kurangnya kedisiplinan. Namun, ini adalah sebuah pandangan yang salah dan keliru. Hal ini penting untuk mengetahui dan memahami bagaimana pemikirian manusia memproses ide-ide cemerlang. Pemahaman ini akan memberdayakan seseorang untuk mempertahankan fokus untuk pemenuhan akhir atau pencapaian tujuan.

Pandangan tersebut adalah berkaitan dengan pemahaman ilmiah tentang fokus dan bagaimana mengolah dan mempertahankannya. Ide cemerlang akan membantu siapa saja yang ingin mempertahankan fokus dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sendiri, baik itu belajar yang giat, menurunkan berat badan, menulis buku, memulai bisnis baru atau usaha lain yang membutuhkan fokus untuk meraih keberhasilan dan kesuksesan.
Ketika seseorang sedang berkonsentrasi, objek yang difokuskan hanya objek yang menjadi target utama konsentrasi, sehingga informasi yang diperoleh hanyalah informasi yang telah dipilih. Fokus yang ditajamkan meningkatkan kemungkinan seseorang dapat menyerap dan memahami informasi yang didapat dengan baik tanpa direkayasa sedikitpun.
Tahapan yang dilakukan ketika otak bersemangat dan antusias dengan ide baru adalah kosentasi. Misalnya, ketika ada ide untuk menuliskan sebuah buku yang sangat menarik. Namun, kegembiraan dan semangat saja tidak cukup sebab dorongan kegembiraan dan semangat tersebut akan segera mereda seiring berjalannya waktu dan bahkan jika minat masih ada, kegembiraan akan berkurang. Sehingga yang harus dibutuhkan adalah fokus.
Fokus adalah memusatkan pikiran dan tenaga pada kemampuan pada tema, materi, persoalan, bidang atau aspek tertentu. Misalkan, anda sebagai mahasiswa maka focus yang dilakukan adalah konsentrasi belajar untuk memusatkan pikiran terhadap aktifitas belajar dan kosentrasi terhadap hal-hal yang berkaitan dengannya. Mengerjakan tugas mata kuliah yang baik, tanpa memikirkan hal-hal yang mengganggu lainnya.
Begitu juga, ketika anda menjadi spesialis berarti telah fokus terhadap bidang yang sedang dipelajari. Seperti halnya ketika memutuskan menjadi seorang dokter. Ketika mendiagnosa penyakit pasien, kita harus fokus agar benar-benar mengetahui penyakit yang diderita oleh pasien tersebut, tentunya hal itu dilakukan diwaktu yang cukup tenang dan menjadi hal yang disenangi. Sebab, melakukan sesuatu yang disenangi bisa menjadi energi untuk terus melakukannya dalam waktu yang lama.
Memang bukan hal mudah karena dalam perjalanannya banyak sekali godaan yang mungkin terjadi. Saya punya teman sesama pencari kerja yang awalnya fokus di satu bidang. Di tengah jalan ia tergoda dengan teman lainnya yang cukup berhasil di bidang berbeda. Dia pun ganti arah dan mencoba bidang tersebut. Butuh waktu lagi bukan untuk belajar dan menyesuaikan diri agar bisa menjadi terampil (expert). Setelah berhasil diterima bekerja, ia tidak menemukan kesenangan dengan apa yang dikerjakannya. Beberapa waktu kemudian ia pun berhenti dan kembali ke bidang semula. Ini adalah contoh yang tidak baik dicontohi.
Orang yang fokus adalah orang yang memusatkan perhatiannya pada hal yang sedang ia jalani, menjadi yang terbaik dari apa yang bisa ia lakukan. Biasa orang yang focus adalah orang yang survive dan sukses dalam menjalankan seluruh aktifitasnya. Seseorang cenderung untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, jika ia mengarahkan fokus pada keinginannya. Fokus inilah yang akan menjadi pikiran utamanya (dominant thought) setiap hari. Namun sayang, kebanyakan kegagalan manusia di dunia ini terjadi karena mereka salah menggunakan kekuatan yang dahsyat ini. Bukannya berfokus pada apa yang ingin diraih, mereka berfokus pada hal-hal yang tidak diinginkan. Sehingga, hasilnya, mereka mendapatkan hal-hal yang tidak diinginkan itu.
Apakah selama ini anda lebih sering memberi fokus pada ketakutan Anda dibandingkan pada keuntungan yang akan anda dapatkan jika mengambil tindakan untuk mewujudkan cita-cita anda? Bagaikan koin yang bermuka dua, demikian juga setiap hal di dunia ini, memberikan ancaman dan peluang. Arahkan fokus anda pada peluang yang ada di depan mata, maka anda akan merasa lebih bergairah dan bersemangat untuk mengejar tujuan itu.
Bola lampu yang berkekuatan 100 watt mampu menerangi sebuah ruangan yang cukup besar, namun dengan kekuatan yang sama apabila difokuskan pada penampang yang berdiameter sangat kecil, sinar lampu ini dapat berubah menjadi sinar laser yang mampu membelah batu sekeras apa pun. Demikian juga halnya, air terjun Niagara di Amerika Utara yang begitu dahsyat tidak akan mampu memproduksi tenaga listrik jika tidak diarahkan alirannya.
Ingatlah, kekuatan terbesar dalam diri kita baik berupa pikiran, perasaan, maupun tindakan jika diarahkan dengan tepat akan menghasilkan hasil yang berlipat ganda. Orang-orang sukses adalah mereka yang mampu berfokus terhadap apa yang mereka inginkan, sebaliknya mereka yang gagal memberikan fokus terhadap apa yang tidak mereka inginkan terjadi.
Sebuah mobil yang melewati permukaan jalan yang licin mempunyai kemungkinan besar tergelincir. Mobil itu dapat kehilangan kendali dan menyebabkan kepanikan bagi si pengemudi. Akibat panik, ia secara refleks mulai melihat mobil lain yang berada di sekelilingnya, kemudian ia melihat tembok, kemudian ia melihat pembatas jalan. Jika ia tidak cepat-cepat mengubah fokus pikirannya, anda tentu dapat menebak akhir cerita dari mobil naas itu. 
Tahukah anda dengan mengarahkan fokus anda pada semua hal yang disebutkan tadi, mobil anda akan menarik hal-hal tersebut sehingga pada akhirnya anda tak terhindar dari tabrakan. Jika ingin selamat dan keluar dari bahaya, sebaiknya anda fokus pada jalan yang ada di depan. Jika kejadian ini terjadi pada anda, bersiaplah untuk memberikan satu-satunya fokus pada jalan yang ada di depan, dan janganlah memberikan fokus terhadap apa yang ditakutkan akan anda tabrak. Buatlah keputusan hari ini juga hanya untuk selalu berfokus pada hal-hal yang ingin dicapai, niscaya anda akan mendapatkannya dalam waktu yang bahkan tidak diduga. [] by: Didiharyono

0 komentar: