Rabu, Mei 06, 2015

Tantangan dan Ujian Dakwah



Memang harus diakui bahwa pengemban dakwah memang selalu mendapatkan banyak tantangan dan ujian dakwah. Bahkan, pengemban dakwah tidak bisa memenangkan pertarungan ini apabila ujian dakwah tidak manpu dilewati. Lihatlah ujian yang terjadi pada pada Nabi Adam as dan Hawa sampai mereka dikeluarkan oleh Allah SWT dalam surga, Nabi Nuh as dicoba dengan anaknya yang ingkar kepada Allah, Fitnah Nabi Yusuf as sampai beliau dipenjara, penyakit yang di alami Nabi Ayub as, Nabi Musa as diusir dari negerinya, fitnah yang menimpa bunda Maryam. Begitu juga dengan generasi awal dakwah (Rasulullah dan para sahabatnya) mendapat tantangan dan ujian yang begitu berat.

Kenapa tantangan dan ujian yang menghadang, mereka mampu lewati? Jawabannya adalah karena keimanan total yang mereka miliki demi menggapai rahmat dan keridhoan Allah SWT. Melihat tantangan dan ujian yang menimpa pada generasi awal islam, setidaknya ada tiga macam tantangan dakwah yang selalu menghadang perkembangan dakwah, yaitu penganiayaan, propaganda dan pemboikotan.
1)  Penganiayaan
Coba kita lihat penganiyaan yang dirasakan oleh sahabat yang mulia Bilal Bin Rabbah ra. Beliau disiksa dengan sangat kejam oleh Umayyah bin Khalaf, majikannya yang sangat memusuhi Islam. Umayyah bin Khalaf menyiksa Bilal dan membaringkannya di atas padang pasir yang sangat panas, kemudian meletakan batu besar didadanya, sehingga iapun sulit untuk bergerak sedikitpun. Bertanyalah Umayyah bin Khalaf kepada beliau “apakah kamu siap mati seperti ini atau tetap hidup dengan syarat kamu meninggalkan islam?” Bilal hanya berkata “ahad, ahad, ahad (hanya satu yang berhak disembah)”. Pada malam harinya ia dirantai dan dicambuk terus menerus sehingga badannya penuh luka.
Begitu juga kasus yang menimpa sahabat Kabbab bin Al-‘Arat ra. Awal ia masuk islam ketika baru ada lima atau enam orang yang muslim, sehingga ia cukup lama disiksa dan mendaptkan penderitaan. Ia pernah dipakaikan baju besi lalu dibaringkan dibawah terik matahari, sehingga punggungnya mengelupas karena panas. Bahkan ketika majikannya mengetahui bahwa ia sering berjumpa dengan rasulullah SAW maka majikannya menghukum dengan menusukan batang besi panas pada tubuhnya. Bahkan beliau pernah diseret di atas timbunan bara api yang menyala sehingga lemak dan darah yang mengalir dari punggungnya memadamkan api. Tetapi, penyiksaan itu membuat Kabbab bin Al-‘Arat ra. tetap istiqomah dijalan dakwah.
Coba kita lihat juga penganiayaan yang menimpa Yasir ra. dan keluarganya, mereka disiksa dengan begitu sadis dengan tujuan agar mereka meninggalkan agamanya. Beliau dan istrinya ditombak hingga menemui syahid. Namun, ketahuilah siksaan itu tidak berpengaruh sedikitpun pada keluarga ini kecuali semakin mantap keimanannya kepada Allah SWT. Ketika kafir quraisy menyiksa keluarga Yasir, Rasulullah lewat di depan mereka dan beliau bersabda:
Bersabarlah wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat yang dijanjikan kepada kalian adalah surga. Sesungguhnya aku tidak memiliki apapun dari Allah untuk kalian
Mendengar kabar gembira dari rasulullah SAW Summayah istrinya Yasir sangat senang dan berkata “sesungguhnya aku telah melihatnya dengan jelas wahai rasulullah”.
2)  Propaganda
Propaganda yang mereka lancaran berbagai macam bentuknya seperti menggugat, mencaci, menghina, melempar berbagai macam isu dan tuduhan yang negative. Tujuannya digunakan untuk menyerang aqidah islam dan para pemeluknya, melemahkan gerak dakwah mereka agar pengemban dakwah future di jalan dakwah. Berkaitan dengan propaganda di dalam negeri mereka berkumpul dirumahnya Walid bin al-Mughirah untuk membicarakan isu apa yang bagus kita katakan kepada Muhammad SAW agar para pengikut dan orang yang simpati pada perjuangan mereka mulai ragu dan tidak percaya kepada Muhammad SAW. Ada yang mengusulkan agar beliau dicap sebagai dukun saja, namun tuduhan ini ditolak oleh Walid karena tidak ada tanda bahwa beliau seperti dukun baik gerak gerik maupun gaya bicaranya.
Sebagian yang lain mengusulkan agar menuduh Muhammad sebagai orang gila saja. Usulan itu juga ditolak oleh Walid karena tidak ada satu tandapun yang menunjukan bahwa Muhammad itu gila.  Aga juga yang mengusulkan agar Muhammad dikatakan sebagai tukang sihir. Usulan ini juga ditolak lagi oleh Walid karena kenyataanya bahwa Muhammad tidak pernah meniupkan mantera-mantera sihir pada buhul-buhul tali sebagaimana yang dilakukan oleh tukang sihir. Wal hasil, karena tiga usulan itu ditolak oleh walid, maka mereka berpikir keras dan sepakat untuk menyatakan bahwa Muhammad adalah tukang sihir lewat ucapannya. Artinya  bahwa setiap yang keluar dari mulut Muhammad adalah sihir dan siapa yang mendengar perkataannya akan mengikuti agama Muhammad.
Begitu juga, propaganda yang mereka lancarkan di luar negeri dengan tujuan agar suku arab dan non arab memusuhi Muhammad dan para sahabanya, tetapi semua tuduhan itu manpu dipatahakan dan di-clear-kan oleh para sahabat. Pertanyaannya, apakah propaganda ini berhasil? Tentu gagal total. Tentunya, tujuan mereka dengan melancarkan propaganda agar orang menjauhi islam, tetapi justru membuat para sahabat bertambah keimannya dan orang-orang masuk ke dalam agaman islam.
3)  Pemboikotan
Berbagai propaganda menemui kegagalan, sementara cahaya islam tidak pernah pudar. Maka kafir quraisy beralih pada tahap ketiga yaitu pemboikotan. Kafir quraisy sepakat membuat perjanjian tertulis yang isinya memboikot bani Hasyim dan bani Abdul Muthalib secara total. Kafir quraisy tidak akan melakukan pernikahan dengan mereka, dan mereka tidak boleh nikahi kalangan kuraisy. Kafir quraisy tidak akan menjual komoditas apapun kepada mereka dan tidak membeli apapun dari mereka. Mereka mengesahkan isi perjanjian itu dan menyimpan di bagian dalam Ka’bah. Masa pemboikotan itu berlangsung selama tiga tahun dan mereka menunggun apakah memboikot bani Hasyim dan bani Abdul Muthalib akan meninggalkan Muhammad dan keislaman mereka? Sehingga dengan harapan Muhammad sendirian dan juga meninggalkan keislaman yang diimaninya.
Hanya  saja,  hal  tersebut  tidak berpengaruh sedikitpun pada dakwah Rasul SAW dan para sahabatnya, melainkan makin berpegang teguh kepada tali agama Allah, makin kuat menggengam agama Allah dan semakin bersemangat di jalan dakwah mengajak manusia kepada Allah. Akibat pemboikotan itu, dakwah mencuat keluar dan tersebar luas di tengah-tengah kabilah-kabilah Arab. Para musafir sering membicarakan  pemboikotan itu, walau demikian aksi boikot terus berlangsung dan kelaparan terjadi di mana-mana. Sementara itu naskah pemboikotan yang telah dicanangkan kafir Quraisy masih berlangsung realisasinya. Rasul dan seluruh keluarganya berlindung di bukit-bukit pinggiran kota Makkah. Mereka didera berbagai penderitaan, kelaparan, kekurangan, kefakiran, dan kesempitan. Hampir saja mereka tidak mendapatkan sarana apapun yang dapat mendukung kelemahan mereka.
Kasus ini membangkitkan simpati dan empati bangsa Arab kepada kaum Muslim. Bahkan, di antara mereka ada yang menerima dakwah Islam. Ada juga yang mengirimkan makanan dan minuman secara sembunyi-sembunyi. Keadaan tersebut terus berlangsung selama tiga tahun berturut-turut, hingga dunia terasa menghimpit mereka hingga Allah mengirimkan kemudahan dan pemboikotan itu pun berakhir. Lima pemuda  Quraisy, yaitu  Zuhair bin Abi Umayah,  Hisyam bin ‘Amru, Muth’im bin ‘Adi, Abu al-Bukhturi bin Hisyam, dan Zam’ah bin al-Aswad berkumpul  dan  membahas  tentang  naskah  perjanjian  dan masalah pemboikotan. Wal hasil, mereka sepakat dan berjanji untuk membatalkan perjanjian tersebut dan merobek-robek naskahnya. Muth’im segera merobek naskah perjanjian tersebut, dia mendapati naskah perjanjian itu telah dimakan rayap, kecuali bagian awalnya yang berbunyi: Bismika Allaahumma.
Penganiayaan, propaganda dan pemboikotan tidak hanya dialami oleh rasul dan para sahabat, tetapi juga pernah dialami oleh pengemban dakwah hingga kini diberbagai negeri muslim. Namun, ketahuilah bahwa berbagai  langkah  Quraisy  dalam  bentuk penganiayaan, propaganda dan pembaikotan dakwah islam telah gagal dan tidak mampu memaksa kaum Muslim meninggalkan agamanya. Begitu juga, tantangan dan cobaan dakwah yang menghadang tidak akan pernah berhasil menghentikan aktivis dakwah, hingga Allah SWT memenangkan dakwah Islam meski dihadang oleh berbagai kesulitan dan siksaan.
Allah SWT berfirman:
Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan cukuplah Allah sebagai saksi. (QS. Al-Fath [48]: 28). ----> by: Didiharyono

0 komentar: