Memang harus diakui bahwa pengemban
dakwah memang selalu mendapatkan banyak tantangan dan ujian dakwah. Bahkan,
pengemban dakwah tidak bisa memenangkan pertarungan ini apabila ujian dakwah
tidak manpu dilewati. Lihatlah ujian yang terjadi pada pada Nabi Adam as dan
Hawa sampai mereka dikeluarkan oleh Allah SWT dalam surga, Nabi Nuh as dicoba
dengan anaknya yang ingkar kepada Allah, Fitnah Nabi Yusuf as sampai beliau
dipenjara, penyakit yang di alami Nabi Ayub as, Nabi Musa as diusir dari
negerinya, fitnah yang menimpa bunda Maryam. Begitu juga dengan generasi awal
dakwah (Rasulullah dan para sahabatnya) mendapat tantangan dan ujian yang
begitu berat.
Kenapa tantangan dan ujian yang
menghadang, mereka mampu lewati? Jawabannya adalah karena keimanan total yang
mereka miliki demi menggapai rahmat dan keridhoan Allah SWT. Melihat tantangan
dan ujian yang menimpa pada generasi awal islam, setidaknya ada tiga macam
tantangan dakwah yang selalu menghadang perkembangan dakwah, yaitu penganiayaan,
propaganda dan pemboikotan.
1)
Penganiayaan
Coba kita lihat penganiyaan yang dirasakan oleh
sahabat yang mulia Bilal Bin Rabbah ra. Beliau disiksa dengan sangat kejam
oleh Umayyah bin Khalaf, majikannya yang sangat memusuhi Islam. Umayyah bin
Khalaf menyiksa Bilal dan membaringkannya di atas padang pasir yang sangat
panas, kemudian meletakan batu besar didadanya, sehingga iapun sulit untuk
bergerak sedikitpun. Bertanyalah Umayyah bin Khalaf kepada beliau “apakah kamu siap mati seperti ini atau tetap
hidup dengan syarat kamu meninggalkan islam?” Bilal hanya berkata “ahad, ahad, ahad (hanya satu yang berhak
disembah)”. Pada malam harinya ia dirantai dan dicambuk terus menerus
sehingga badannya penuh luka.
Begitu juga kasus yang menimpa sahabat Kabbab bin Al-‘Arat ra. Awal ia masuk
islam ketika baru ada lima atau enam orang yang muslim, sehingga ia cukup lama
disiksa dan mendaptkan penderitaan. Ia pernah dipakaikan baju besi lalu
dibaringkan dibawah terik matahari, sehingga punggungnya mengelupas karena panas.
Bahkan ketika majikannya mengetahui bahwa ia sering berjumpa dengan rasulullah
SAW maka majikannya menghukum dengan menusukan batang besi panas pada tubuhnya.
Bahkan beliau pernah diseret di atas timbunan bara api yang menyala sehingga
lemak dan darah yang mengalir dari punggungnya memadamkan api. Tetapi,
penyiksaan itu membuat Kabbab bin Al-‘Arat ra. tetap istiqomah dijalan dakwah.
Coba kita lihat juga penganiayaan yang menimpa Yasir ra. dan keluarganya, mereka
disiksa dengan begitu sadis dengan tujuan agar mereka meninggalkan agamanya. Beliau
dan istrinya ditombak hingga menemui syahid. Namun, ketahuilah siksaan itu
tidak berpengaruh sedikitpun pada keluarga ini kecuali semakin mantap
keimanannya kepada Allah SWT. Ketika kafir quraisy menyiksa keluarga Yasir,
Rasulullah lewat di depan mereka dan beliau bersabda:
“Bersabarlah
wahai keluarga Yasir. Sesungguhnya tempat yang dijanjikan kepada kalian adalah
surga. Sesungguhnya aku tidak memiliki apapun dari Allah untuk kalian”
Mendengar kabar gembira dari rasulullah SAW Summayah
istrinya Yasir sangat senang dan berkata “sesungguhnya
aku telah melihatnya dengan jelas wahai rasulullah”.
2)
Propaganda
Propaganda yang mereka lancaran berbagai macam
bentuknya seperti menggugat, mencaci, menghina, melempar berbagai macam isu dan
tuduhan yang negative. Tujuannya digunakan untuk menyerang aqidah islam dan
para pemeluknya, melemahkan gerak dakwah mereka agar pengemban dakwah future di
jalan dakwah. Berkaitan dengan propaganda di dalam negeri mereka berkumpul
dirumahnya Walid bin al-Mughirah untuk membicarakan isu apa yang bagus kita
katakan kepada Muhammad SAW agar para pengikut dan orang yang simpati pada
perjuangan mereka mulai ragu dan tidak percaya kepada Muhammad SAW. Ada yang
mengusulkan agar beliau dicap sebagai dukun saja, namun tuduhan ini ditolak
oleh Walid karena tidak ada tanda bahwa beliau seperti dukun baik gerak gerik
maupun gaya bicaranya.
Sebagian yang lain mengusulkan agar menuduh Muhammad
sebagai orang gila saja. Usulan itu juga ditolak oleh Walid karena tidak ada
satu tandapun yang menunjukan bahwa Muhammad itu gila. Aga juga yang mengusulkan agar Muhammad
dikatakan sebagai tukang sihir. Usulan ini juga ditolak lagi oleh Walid karena
kenyataanya bahwa Muhammad tidak pernah meniupkan mantera-mantera sihir pada
buhul-buhul tali sebagaimana yang dilakukan oleh tukang sihir. Wal hasil,
karena tiga usulan itu ditolak oleh walid, maka mereka berpikir keras dan
sepakat untuk menyatakan bahwa Muhammad adalah tukang sihir lewat ucapannya.
Artinya bahwa setiap yang keluar dari
mulut Muhammad adalah sihir dan siapa yang mendengar perkataannya akan
mengikuti agama Muhammad.
Begitu juga, propaganda yang mereka lancarkan di luar
negeri dengan tujuan agar suku arab dan non arab memusuhi Muhammad dan para
sahabanya, tetapi semua tuduhan itu manpu dipatahakan dan di-clear-kan oleh para sahabat. Pertanyaannya,
apakah propaganda ini berhasil? Tentu gagal total. Tentunya, tujuan mereka
dengan melancarkan propaganda agar orang menjauhi islam, tetapi justru membuat
para sahabat bertambah keimannya dan orang-orang masuk ke dalam agaman islam.
3)
Pemboikotan
Berbagai propaganda
menemui kegagalan, sementara cahaya islam tidak pernah pudar. Maka kafir
quraisy beralih pada tahap ketiga yaitu pemboikotan. Kafir quraisy sepakat
membuat perjanjian tertulis yang isinya memboikot bani Hasyim dan bani Abdul
Muthalib secara total. Kafir quraisy tidak akan melakukan pernikahan dengan
mereka, dan mereka tidak boleh nikahi kalangan kuraisy. Kafir quraisy tidak
akan menjual komoditas apapun kepada mereka dan tidak membeli apapun dari
mereka. Mereka mengesahkan isi perjanjian itu dan menyimpan di bagian dalam
Ka’bah. Masa pemboikotan itu berlangsung selama tiga tahun dan mereka menunggun
apakah memboikot bani Hasyim dan bani Abdul Muthalib akan meninggalkan Muhammad
dan keislaman mereka? Sehingga dengan harapan Muhammad sendirian dan juga meninggalkan
keislaman yang diimaninya.
Hanya saja,
hal tersebut tidak berpengaruh sedikitpun pada dakwah
Rasul SAW dan para sahabatnya, melainkan makin berpegang teguh kepada tali
agama Allah, makin kuat menggengam agama Allah dan semakin bersemangat di jalan
dakwah mengajak manusia kepada Allah. Akibat pemboikotan itu, dakwah mencuat
keluar dan tersebar luas di tengah-tengah kabilah-kabilah Arab. Para musafir sering
membicarakan pemboikotan itu, walau demikian
aksi boikot terus berlangsung dan kelaparan terjadi di mana-mana. Sementara itu
naskah pemboikotan yang telah dicanangkan kafir Quraisy masih berlangsung
realisasinya. Rasul dan seluruh keluarganya berlindung di bukit-bukit pinggiran
kota Makkah. Mereka didera berbagai penderitaan, kelaparan, kekurangan,
kefakiran, dan kesempitan. Hampir saja mereka tidak mendapatkan sarana apapun
yang dapat mendukung kelemahan mereka.
Kasus ini membangkitkan
simpati dan empati bangsa Arab kepada kaum Muslim. Bahkan, di antara mereka ada
yang menerima dakwah Islam. Ada juga yang mengirimkan makanan dan minuman
secara sembunyi-sembunyi. Keadaan tersebut terus berlangsung selama tiga tahun
berturut-turut, hingga dunia terasa menghimpit mereka hingga Allah mengirimkan
kemudahan dan pemboikotan itu pun berakhir. Lima pemuda Quraisy, yaitu Zuhair
bin Abi Umayah, Hisyam bin ‘Amru,
Muth’im bin ‘Adi, Abu al-Bukhturi bin Hisyam, dan Zam’ah bin al-Aswad berkumpul
dan membahas tentang
naskah perjanjian dan masalah pemboikotan. Wal hasil, mereka
sepakat dan berjanji untuk membatalkan perjanjian tersebut dan merobek-robek
naskahnya. Muth’im segera merobek naskah perjanjian tersebut, dia mendapati
naskah perjanjian itu telah dimakan rayap, kecuali bagian awalnya yang
berbunyi: Bismika Allaahumma.
Penganiayaan, propaganda dan
pemboikotan tidak hanya dialami oleh rasul dan para sahabat, tetapi juga pernah
dialami oleh pengemban dakwah hingga kini diberbagai negeri muslim. Namun, ketahuilah
bahwa berbagai langkah Quraisy
dalam bentuk penganiayaan,
propaganda dan pembaikotan dakwah islam telah gagal dan tidak mampu memaksa
kaum Muslim meninggalkan agamanya. Begitu juga, tantangan dan cobaan dakwah yang
menghadang tidak akan pernah berhasil menghentikan aktivis dakwah, hingga Allah
SWT memenangkan dakwah Islam meski dihadang oleh berbagai kesulitan dan
siksaan.
Allah
SWT
berfirman:
Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa
petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. dan
cukuplah Allah sebagai saksi. (QS.
Al-Fath [48]: 28). ----> by: Didiharyono
Tantangan dan Ujian Dakwah