Ada
sebuah hadis yang penting untuk kita renungi bersama. Rasulullah saw
bersabda, sebagaimana yang dituturkan oleh Abu Hurairah ra. bahwa “akan
datang tahun-tahun penuh kedustaan yang menimpa manusia. Pada saat itu
pendusta dipercaya, sedangkan orang jujur didustakan; amanat diberikan
kepada pengkhianat, sementara orang jujur dikhianati. Pada saat itu,
Ruwaybidhah turut bicara”. Lalu salah seorang sahabat bertanya kepada beliau “apakah Ruwaybidhah itu? Rasulullah saw menjawab “Orang-orang bodoh yang mengurusi urusan perkara umum/rakyat”. (HR. Ibnu majah).
Dalam
sabda Rasulullah saw. tampak bahwa kondisi buruk itu terjadi pada saat
pemutarbalikan nilai dan fakta yang begitu dominan. Fakta sekarang
menunjukan bahwa apa yang diprediksi oleh baginda nabi saat 14 abad yang
lalu terbukti pada saat ini. Bagaimana kemudian hari ini yang benar
dianggap salah, yang salah dianggap benar, jujur dianggap berdusta, yang
berdusta dipercaya, pengkhianat diagung-agungkan. Ahmadiyah yang
mengkhianati Allah dan Rasulullah saw (sesat dan menyesatkan) justru
dibela dan dilindungi, sedangkan ormas Islam justru ingin dibubarkan.
LSM yang pro-barat malah diberikan tempat yang luas, sementara ormas
islam terus dicurigai. Legalisasi tempat perjinahan semakin menjadi-jadi
sementara wanita anak bangsa dibiarkan mencari uang dari tempat haram
itu. Pertanyaannya adalah sampai kapan negeri kita akan seperti ini
terus? Ataukan sampai Allah mencabut kekuasaan yang kita miliki kemudian
dengan kekuasaan itu Allah akan menghinakan kita? Maka dari itu
saudaraku yang budiman, jika penguasa kita akan terus berdusta kepada
rakyatnya maka tunggulah balasanya.
Negara tercinta kita ini akan menjadi lebih baik ketika islam yang kita imani sebagai dien
yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an petunjuk bagi suluruh umat
manusia diaplikasikan dalam kehidupan kita, baik individu, berkeluarga,
bermasyarakat maupun bernegara, karena kita paham bahwa islam yang
turunkan oleh Allah SWT mempunyai sistem atau aturan (syari’ah) yang
harus kita terapkan sebagai konsekuesi keimanan kita umat islam, sebab
islam bukan hanya mewajibakan kita untuk sholat, puasa, zakat, haji akan
tetapi masih banyak yang wajib diterapkan oleh negara misalnya hudud,
ta’zir, kital, jihal dan hal-hal yang berkaitan dengan syari’ah
lainnya. Tetapi, sampai hari ini negeri tercinta kita ini justru
menerapkan Kapitalisme Liberal yang dijadikan sistem kehidupan
masyarakat indonesia, sementara syari’at Islam dibaikan. Padahal
syari’ah islam lebih rasional diterapkan daripada kapitalisme sekuler
yang mengabaikan keadilan dan kesejahteraan. Oleh karena itu, negara ini
harus kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang diridhoi oleh Allah
Swt agar negeri kita ini menjadi negeri yang baldatun thoibatun wa rrabun ghafur. Tinggalkanlah sistem Kapitalisme Liberal saatnya syari’ah islam yang harus diadopsi. Wallahu a’lam.
Penguasa Negeri ini Harus Segera Bertobat