Oleh: M.
Didi Haryono (The Leader ICS)
Jika kita melihat populasi jumlah penduduk di dunia
hampir separuhnya adalah umat islam jumlahnya sekitar 1,6 miliar. Negara-negara
didunia umat islam mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan, hampir semua
negara didunia didalamnya ada umat islam. Kita pasti tahu, keberadaan umat
islam di Timur Tengah, Asia Tengah, Asia Selatan, Afrika Utara, dan Nusantara
(Malaisya, Brunai dan Indonesia) jelas umat islam mayoritas, tetapi jika kita
melihat umat islam di Amerika, Eropa, dan Australia umat islam minoritas.
Meskipun mereka minoritas, tetap kita bisa katakan bahwa di sana ada yang
memeluk agama islam. Bahwa data mencatat bahwa jumlah umat islam di Eropa
meningkat dari tahun ke tahun pertumbuhannya lebih dari 200% baik berdasarkan
angka kelahiran maupun umat nonmuslim masuk agama islam atau dikenal dengan
istilah mu’alaf, tidak jauh beda juga
yang terjadi di Amerika dan Australia meskipun dengan data yang berbeda. Ini menandakan bahwa semakin hari
masyarakat dunia meyakini bahwa ada sesuatu yang khas dalam ajaran islam,
sehingga memotifasi kesadarakan mereka agar menuntun kejalan yang benar yaitu
islam. Nah, inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini.
Islam berasal dari bahasa Arab yaitu aslama yang berarti keselamatan, sehingga islam juga bisa diartikan
sebagai agama yang mengantarkan manusia kepada keselamatan dari dunia hingga
akhirat (last after). Jika diartikan
secara syar’i islam berarti agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada
Muhammad saw melalui malaikat jibril untuk mengatur hubungan manusia dengan
Khaliqnya, manusia dengan sesamanya, dan manusia dengan dirinya sendiri agar
kemudian dengan aturan tersebut manusia lebih dicintai oleh Khaliknya dan
sesamannya.
Islam adalah ajaran yang kompleks dan totalitas, yang
mengajarkan manusia dari aturan yang sangat kecil dari aturan atau cara masuk
WC (water close) hingga pada aturan
tatanan struktur kepemerintahan islam atau kemudian kita kenal dengan sistem Khilafah Islamiyah atau Daulah Islamiyah. Namun, sampai saat ini
hanya sedikit orang yang manpu memahami struktur kepemerintahan islam tersebut
yaitu ulama-ulama yang mukhlis saja yang paham tentang perkara tersebut tanpa
terlena dengan harta dunia yang sementara.
Kompleksifitas dan totalitas islam itulah salah satu yang
membuat orang-orang yang mencari kebenaran tertarik untuk mengkaji dan
mempelajari ajaran islam dari pokok ajarannya sampai pada cabang-cabang
membahasannya beserta implentasi atau aplikasi ajaran islam tersebut, misalkan
sholat tidak hanya sekedar ditahu baca’annya saja tetapi harus sampai pada
praktek gerakan sholat, serta makna sholat juga harus dipahami sebagai
pencegahan dari perbuatan keji dan mungkar. Artinya dengan melakukan ibadah
tersebut kita bisa memahami bahwa ketundukan kita pada sang khaliq sebagai
implementasi dari ibadah tersebut harus betul-betul menyadari bahwa kita
sebagai manusia penuh dengan kelemahan dan keterbatasan. Oleh karena itu, manusia
tidak boleh angkuh, sombong, iri, merasa dirinya yang paling benar, karena
sifat tersebut merupakan sifat tercela dan dibenci oleh Allah yang harus
dijauhkan dari kehidupan sehari-hari.
Jikalau kita mengkaji islam lebih mendalam akan kita
temukan bahwa islam tersebut sangat proporsional memahamkan manusia agar
betul-betul bisa menggunakan akalnya dalam mengkaji dan memahami alam semesta,
manusia dan kehidupan sebagai bagian dari penciptaan Allah. Itu sebabnya kenapa
banyak ayat dalam Al-qur’an mengajarkan manusia untuk menggunakan akalnya dalam
memahami persoalan yang ada, ini merupakan implementasi dari dalil aqli’ yang
dipahami oleh umat islam.
Al-Qur’an telah memotivasi kepada
semua manusia untuk senantiasa memahami, berpikir, mengkaji dan meneliti
sesuatu yang terjadi di alam semesta sehingga dapat memberikan manfaat kepada
semuannya dalam rangka mengabdi kepada tuhannya. Sebagaimana Allah berfirman dalam
beberapa ayat berikut:
$tBur äo4quysø9$# !$u÷R$!$# wÎ) Ò=Ïès9 ×qôgs9ur ( â#¤$#s9ur äotÅzFy$# ×öyz tûïÏ%©#Ïj9 tbqà)Gt 3 xsùr& tbqè=É)÷ès? ÇÌËÈ
Artinya: Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau
belaka. dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang
bertaqwa. Maka Tidakkah kamu memahaminya? (QS. Al-An’am 6 : 32)
`tBur çnöÏdJyèR çmó¡Åe6uZçR Îû È,ù=sø:$# ( xsùr& tbqè=É)÷èt ÇÏÑÈ
Artinya: Dan barangsiapa yang kami panjangkan umurnya niscaya kami kembalikan
dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan? (QS. Yasin
36: 68)
þÎûur ö/ä3Å¡àÿRr& 4 xsùr& tbrçÅÇö7è? ÇËÊÈ
Artinya: Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?
(QS. Adz-Dzariyaat 51: 21)
óOÎgÎã\y $uZÏF»t#uä Îû É-$sùFy$# þÎûur öNÍkŦàÿRr& 4Ó®Lym tû¨üt7oKt öNßgs9 çm¯Rr& ,ptø:$# 3 öNs9urr& É#õ3t y7În/tÎ/ ¼çm¯Rr& 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« îÍky ÇÎÌÈ
Artinya: Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) kami
di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al Quran itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa Sesungguhnya Tuhanmu
menjadi saksi atas segala sesuatu?
(QS. Fusilat 41: 53)
Ayat-ayat
tersebut telah memotivasi semua manusia untuk senantiasa menggunakan akalnya dalam menemukan
hal-hal yang baru,
baik yang berkaitan dengan motivasi untuk bertambah
kuatnya keimanan mereka kepada sang khaliq maupun dalam
penelitian (research) mereka terutama
berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Semuannya terinspirasi dalam islam sebagaimana tercantum dalam Al-qur’an. Jika
kita melihat kemajuan peradaban manusia abad ke-21 ini, peradaban islamlah yang
pertama kali meletakan dasar ilmu pengetahuan dan teknologi yang menggunakan
kaidah-kaidah logis, sistematis dan eksperimental. Kemajuan peradaban
manusia masa kini sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, kemajuan tersebut tidak berhenti sampai disitu saja tetapi berlanjut
sampai pada penemuan industri baru
yang memproduksi seluruh kebutuhan manusia. Perkembangan tersebut sangat
tergantung dari kesungguhan manusia dalam menemukan hal-hal yang baru dengan
segala tantangan dan rintangan yang telah dihadapinya.
Selain dalil aqli’ Allah memberikan gambaran kepada umat manusia untuk
menggunakan dalil naqli’ yaitu argumen atau dalil yang bersumber dari Al-quran
yang menjelaskan ketidakmanpuan dan keterbatasan akal untuk memahami persoalan
diluar dari batasan akal yang dimiliki oleh manusia. Misalkan memahami
persoalan yang gaib (tidak bisa diraba secara faktual), perkara ini tidak
mungkin diyakini hanya berdasarkan dalil aqli’ saja tetapi harus didasarkan
pada informasi dalil naqli’.
Doktrin islam sangat rasional (masuk akal), tidak ada ajaran islam yang
kita ragukan dalam memahami perkara yang ada yang telah dijelaskan dari
sumbernya (Al-Qur’an). Misalkan dalam memahami siapakah tuhan manusia yang
telah menciptakan kompleksifitas alam semesta, manusia dan kehidupan. Sebagai
pandangan awal kita apakah mungkin tuhan manusia adalah benda mati,
batu-batuan, pohon besar (berkeramat), patung ataukah manusia itu sendiri?
Bagaimana mungkin sesuatu yang tidak bisa bergerak menciptakan yang bergerak,
atau apakah mungkin manusia menciptakan manusia juga? Jawabannya tidak masuk
akal, karena yang dipahami oleh akal bahwa tuhan yang menciptakan manusia, alam
semesta dan kehidupan itu adalah berbeda dengan benda mati dan manusia itu
sendiri. Oleh karena itu Al-Quraan menjelaskan masalah ketuhanan jelas dalam
QS-Al-Ikhlas 1-4:
ö@è% uqèd ª!$# îymr& ÇÊÈ ª!$# ßyJ¢Á9$# Ns9ÇËÈö ô$Î#t öNs9ur ôs9qã ÇÌÈ öNs9ur `ä3t ¼ã&©! #·qàÿà2 7ymr& ÇÍÈ Artinya. Katakanlah:
"Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung
kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan
tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia."
Apa yang dijelaskan dalam surat Al-Ikhlas tersebut
tergambarkan bahwa tuhan yang disembah adalah satu-satunya (esa), tidak boleh
berbeda antara satu dengan yang lainnya dan tuhan itu tidak punya anak atau
diperanakan. Hanya kepada-Nya sajalah tempat manusia meminta, bergantung dan
memohon sesuatu karena kita memahami pada satu-satunya tuhan dan tidak ada yang
setara dengan Dia. Maka tuhan manusia harus bersifat absolut (mutlak) adanya.
Pemahaman awal inilah yang memotifasi manusia untuk untuk
senantiasa mengkaji ajaran agama yang benar dan rasional, agar dengan kebenaran
itu manusia bisa hidup damai dalam meraih kemuliaannya. Kebenaran islam bisa
dibuktikan dengan dalil aqli’ dan dalil naqli’ dalam mengkaji apa yang
diajarkan oleh islam. Islam adalah agama yang benar, dan satu-satunya agama
yang diridhoi oleh Allah sebagaimana firman-Nya:
¨bÎ) úïÏe$!$# yYÏã «!$# ÞO»n=óM}$# 3
Artinya: sesungguhnya
agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. (QS. Ali-Imran:19)
Logika terbaliknya, jika ada agama yang diridhoi oleh
Allah maka ada agama yang tidak diridhoi oleh Allah, itu artinya bahwa agama
islam adalah satu-satunya agama yang semua ibadah dan amalnya diterima oleh
Allah sebagai tuhan manusia dan semua ibadah dan amal diluar dari agama islam
ditolak atau tidak diterima oleh Allah. Oleh karena itu, larangan keras manusia
beragama selain islam. Sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya:
`tBur Æ÷tGö;t uöxî ÄN»n=óM}$# $YYÏ `n=sù @t6ø)ã çm÷YÏB uqèdur Îû ÍotÅzFy$# z`ÏB z`ÌÅ¡»yø9$# ÇÑÎÈ
Artinya: Barangsiapa
mencari agama selain islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS.
Ali-Imran: 85).
Ketegasan Allah sebagaimana ditegaskan dalam ayat di
atas, menandakan bahwa perkara jalan/cara (agama) dan tuhan merupakan perkara
yang penting untuk sampai kepada Allah. Cara yang dijelaskan oleh tuhan itulah
cara terbaik dan cara yang benar untuk mendapatkan ridho dan ampunan-Nya. Jika
kita tidak mengikuti cara yang telah jelaskan oleh Allah maka manusia akan
menuai jalan buntu dan kehilangan arah untuk mencapai tujuan dalam meraih
diridhoi oleh Allah yaitu surga.
Islam adalah agama yang sempurna, agama yang meluruskan
agama-agama terdahulu. Karena dengan islam mereka manpu menemukan kebenaran
tauhid yang sesungguhnya. Kesempurnaan islam tersebut telah digambarkan oleh
Allah dalam QS. Al-Ma’idah: 3 yaitu:
t4 tPöquø9$# àMù=yJø.r& öNä3s9 öNä3oYÏ àMôJoÿøCr&ur öNä3øn=tæ ÓÉLyJ÷èÏR àMÅÊuur ãNä3s9 zN»n=óM}$# $YYÏ 4 Ç`yJsù §äÜôÊ$# Îû >p|ÁuKøxC uöxî 7#ÏR$yftGãB 5OøO\b} ¨bÎ*sù ©!$# Öqàÿxî ÒOÏm§ ÇÌÈ
Artinya:
Pada hari Ini Telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan Telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan Telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa. Karena kelaparan tanpa
sengaja berbuat dosa, Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Berdasarkan penjelaskan di atas, maka pantas penulis
katakan bahwa kebenaran hanyalah dengan islam tidak ada yang lain. Jika ingin
menemukan kebenaran maka pelajarilah islam, niscaya engkau akan menjadi
orang-orang yang bahagia didunia hingga surga.
Wallahu a’lam
bi shawab.
Kebenaran Hanya dengan Islam