|
Maksiat Penghalang Kemenangan |
Maksiat
adalah dosa yang dilakukan oleh manusia, baik dosa kecil maupun dosa besar. Menganggap
enteng perkara-perkara subhat, menganggap sepele dosa-dosa kecil, sombong dan
takabur, dengki, iri dan hasad, terbiasa lalai dengan amanah dan terbiasa
dengan tidak menepati janji, serta tunduk dan ta’at pada system thoguht maka
perkara ini yang membuat manusia masuk dalam lubang kemaksitan. Jika hal ini
biasa dilakukan maka Allah SWT sendiri yang akan membalasnya baik dengan
hukuman di dunia maupun dosa di akhirat kelak.
Maksiat
adalah suatu perbuatan yang tidak mengikuti apa yang telah diperintahkan oleh
Allah SWT dan tidak menjauhkan diri dari apa-apa yang telah menjadi larangan
Allah SWT. Sementara, lawan dari maksiat adalah ketaatan. Salah satu
konsekuensi penting dari keimanan kepada Allah SWT adalah ketaatan kepada
segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya, baik dalam keadaan sendiri
maupun bersama orang lain, dalam situasi susah maupun senang.
Setidaknya
ada beberapa akibat dari dosa dan maksiat yang dilakukan oleh manusia, tidak
hanya di dunia tetapi juga di akhirat yaitu membuat hati resah dan gelisah, jauh
dari kebenaran, pertentangan antar manusia, krisis berkepanjangan, penghalang
kemenangan, terjadi bencana alam, dan terhalang masuk surga.
Allah
SWT berfirman:
“Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar)”. (QS.
Ar-Ruum [30] : 41)
Imam
Ali Asyaubuni dalam kitabnya Shafwatu
Tafashir menyatakan bahwa makna “bima
kasabat aidinnas” berarti disebabkan karena dosa dan kemaksiatan yang
dilakukan oleh manusia. Maksiat inilah yang menyebabkan adanya
ujian, cobaan bahkan adzab dari Allah SWT sebagai pelajaran bagi manusia agar
mereka kembali dan taat kepada Allah SWT.
Ibnu
Qayyim al-Jauziyyah memberikan gambaran secara terperinci tentang akibat dari
maksiat dalam kitabnya Al-Fawa’id,
beliau menyatakan bahwa :
“Di antara efek maksiat ialah pelakunya tidak
banyak mendapatkan hidayah, pikirannya kacau, ia tidak melihat kebenaran dengan
jelas, batinnya rusak, daya ingatnya lemah, waktunya hilang sia-sia, dibenci
manusia, hubungannya dengan Allah SWT renggang, doanya tidak dikabulkan,
hatinya keras, keberkahan dalam rezki dan umurnya musnah, diharamkan
mendapatkan ilmu, dihinakan musuh, dadanya sesak, diuji dengan teman-teman
jahat yang merusak hati dan menyia-nyiakan waktu, cemas berkepanjangan, sumber
rezekinya seret, hatinya terguncang. Maksiat dan lalai membuat orang tidak bisa
berzikir kepada Allah SWT, sebagaimana tanaman tumbuh karena air dan kebakaran
terjadi karena api. Kebalikan dari semua itu muncul karena karena ketaatan”.
Begitu
juga, Syekh Dr. Najib Ibrahim dalam kitabnya Risalah ila Man Ya’malu lil Islam menyatakan bahwa “maksiat itu melahirkan maksiat. Jika maksiat
sering dikerjakan, maka terjadi akumulasi maksiat. Kadang-kadang pelaku maksiat
melihat tubuhnya segar bugar, hartanya banyak dan tidak ada masalah dengan
keluarganya. Ia mengira dirinya tidak dihukum, padahal ketidak tahuannya jika
ia sedang dihukum merupakan hukuman bagi dirinya. Cukuplah baginya, sesuatu
yang manis berubah menjadi pahit, lalu yang ada tinggal pahitnya penyesalan dan
kesedihan”.
Kadang-kadang
di antara akibat dari maksiat yang dilakukan adalah Allah SWT akan membuat ia
dibenci oleh manusia dan menolak dakwahnya tanpa sebab-sebab yang jelas.
Berkaitan dengan hal tersebut Abu Darda ra pernah berkata “jika seorang hamba bermaksiat kepada Allah SWT saat sendirian. Allah
SWT membuatnya dibenci kaum muslimin tanpa ia sadari”.
Sejarah
generasi awal telah membuktikan kepada kita, bahwa kemaksiatan lah yang menjadi
penghalang kemenangan dakwah dan jihad. Dari sekian banyak peristiwa, ada dua
peristiwa yang bisa kita jadikan pelajaran yaitu perang Uhud dan perang Hunain.
Penyebab kekalahan perang Uhud disebabkan karena ketidakdisiplinan para sahabat
dan ketidaktaatan mereka pada perintah Allah dan Rasul-Nya. Sedangkan, penyebab
kekalahan Hunain adalah karena kesombongan dan keangkukan para sahabat, mereka
menganggap enteng pasukan musuh yang berjumlah 4000 prajurit sementara kaum
muslimin 1.200 prajurit. Akhirnya Allah SWT menegur mereka denga kekalahan,
tetapi setelah mendengar perintah rasulullah SAW untuk mundur maka pasukan
islam pun mundur dan menyiapkan strategi perang yang baik, sehingga akhirnya
Allah SWT memenangkan mereka.
Selain
menjadi penghalang kemenangan, maksiat juga dapat menjadi penghalang
terkabulnya do'a. Ibnu Rajab dalam kitabnya Jami'ul
'Ulum wal Hikam menyebutkan, seorang penyair berkata: "Bagaimana mungkin kita mengharap terkabulnya
do'a, sedangkan jalan kita sudah tertutup dengan dosa dan maksiat."
Ibnu
Qayyim al-Jauziyyah dalam kitabnya Ad-Daa'
wad Dawaa' menyatakan bahwa “dosa dan
maksiat mempunyai pengaruh yg jelek terhadap diri manusia, termasuk juga faktor
penghalang terkabulnya do'a”.
Oleh
karena itu, pengemban dakwah yang sedang berjuang untuk meraih kemenangan.
Jangan coba-coba bermaksiat kepada Allah SWT meskipun dosa-dosa yang kecil,
sebab maksiat dan dosa tersebut akan menghalangi kemenangan yang ada di depan
mata. Anda harus menjadi pejuang yang ikhlas, istiqomah dan tawakkal dalam
meraih pertolongan Allah SWT. Karena dengan itu Allah SWT akan memenangkan
dasyatnya pertarungan itu. [] by; didiharyono
Maksiat Penghalang Kemenangan