Selasa, Oktober 25, 2011

Utang Pemerintah Naik Lagi Jadi Rp 1.754,9 Triliun!

Total utang pemerintah Indonesia hingga September 2011 mencapai Rp 1.754,91 triliun. Dalam sebulan jumlah utang itu naik Rp 10,57 triliun dibanding posisi Agustus 2011 yang sebesar Rp Rp 1.744,34 triliun.
Jika dibandingkan dengan jumlah utang di Desember 2010 yang sebesar Rp 1.676,85 triliun, jumlah utang hingga September 2011 bertambah Rp 78,06 triliun. Secara rasio terhadap PDB, utang RI juga naik dari 27,15% pada Agustus menjadi 27,3% pada September.
Dan jika dihitung dengan denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah hingga September 2011 mencapai US$ 198,9 miliar. Turun dibandingkan per Agustus 2011 yang sebesar US$ 203,35 miliar. Namun utang dalam dolar AS ini lebih tinggi dibandingkan Desember 2010 yang sebesar US$ 186,5 miliar.
Demikian data yang dirilis Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu yang dikutip detikFinance, Selasa (25/10/2011).
Utang pemerintah tersebut terdiri dari pinjaman US$ 69,15 miliar dan surat berharga US$ 129,75 miliar. Jika menggunakan PDB Indonesia yang sebesar Rp 6.422,9 triliun, maka rasio utang Indonesia per September 2011 tercatat sebesar 27,3%.
Sementara rincian pinjaman yang diperoleh pemerintah pusat hingga akhir September 2011 adalah:
  • Bilateral: US$ 41,89 miliar
  • Multilateral: US$ 23,13 miliar
  • Komersial: US$ 3,02 miliar
  • Supplier: US$ 60 juta.
  • Pinjaman dalam negeri US$ 70 juta
Sementara total surat utang yang telah diterbitkan oleh pemerintah sampai September 2011 mencapai US$ 129,75 miliar. Naik dibandingkan posisi Desember 2010 yang sebesar US$ 118,39 miliar.
Berikut catatan utang pemerintah pusat dan rasionya terhadap PDB sejak tahun 2000:
  • Tahun 2000: Rp 1.234,28 triliun (89%)
  • Tahun 2001: Rp 1.273,18 triliun (77%)
  • Tahun 2002: Rp 1.225,15 triliun (67%)
  • Tahun 2003: Rp 1.232,5 triliun (61%)
  • Tahun 2004: Rp 1.299,5 triliun (57%)
  • Tahun 2005: Rp 1.313,5 triliun (47%)
  • Tahun 2006: Rp 1.302,16 triliun (39%)
  • Tahun 2007: Rp 1.389,41 triliun (35%)
  • Tahun 2008: Rp 1.636,74 triliun (33%)
  • Tahun 2009: Rp 1.590,66 triliun (28%)
  • Tahun 2010: Rp 1.676,15 triliun (26%)
  • September 2011: Rp 1.754,91 triliun (27,3%)
Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terus mengingatkan para menterinya untuk tegas mengurangi utang luar negeri. SBY meminta pelunasan utang lebih digencarkan lagi.
SBY meminta persentase utang pemerintah terhadap PDB di 2014 harus ditekan menjadi paling besar 22%. SBY juga meminta dengan tegas agar tiap tahun jumlah utang yang dibayar harus lebih besar dari jumlah utang yang ditarik oleh pemerintah.
Tahun depan pemerintah merencanakan menyicil pokok dan bunga utang senilai Rp 170,36 triliun. Jumlah ini dinilai anggota DPR makin mengkhawatirkan karena telah membebani 12,9% total belanja pemerintah pusat.
Dalam Nota Keuangan dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal 2012 disebutkan, penarikan pinjaman luar negeri terdiri dari pinjaman program sebesar Rp 16,9 triliun dan pinjaman proyek sebesar Rp 39,1 triliun yang didalamnya termasuk penerusan pinjaman sebesar Rp 9 triliun. (detikfinance.com, 25/10/2011)

Jumat, Oktober 14, 2011

Soros cs: Krisis Ekonomi 2011 Bisa Runtuhkan Sistem Keuangan Global

Investor miliarder George Soros dan sekitar 100 mantan pejabat Eropa, Rabu, menerbitkan sebuah surat peringatan terbuka bahwa krisis utang zona euro bisa menjatuhkan sistem keuangan global.
“Euro masih jauh dari sempurna,” tulis mereka dalam harian bisnis Jerman Handelsblatt. “Krisis saat ini telah menunjukkan hal itu.”
“Tapi sebagai reaksi untuk itu, kita perlu merevisi kelemahan dengan melengkapinya ketimbang membiarkan krisis untuk melemahkan, bahkan menghancurkan, sistem keuangan dunia,” tambah mereka.
Kelompok ini, yang menyebut diri mereka “Peduli Eropa” mengajak pemerintah untuk mendirikan sebuah lembaga yang dapat memberikan likuiditas ke seluruh zona euro, penguatan pengawasan pasar keuangan dan merevisi strategi pertumbuhan Uni Eropa.
Surat itu ditandatangani oleh mantan politisi terkemuka, seperti mantan menteri keuangan Jerman Hans Eichel, mantan menteri luar negeri Prancis Bernard Kouchner dan Pedro Solbes, yang pernah menjabat Komisoner Urusan Ekonomi dan Moneter Uni Eropa.
Ekonom terkenal Charles Goodhart dari Inggris dan Peter Bofinger dari Jerman juga mencantumkan nama mereka untuk seruan tersebut. Prancis dan Jerman telah berjanji untuk datang dengan solusi luas untuk krisis utang yang sedang berlangsung pada akhir bulan tetapi tetap bungkam tentang rinciannya.
“Power-brokers” zona euro sedang bekerja pada empat isu utama — memompa lebih banyak uang ke bank-bank Eropa, menentukan cara dana bailout Eropa dapat bekerja; mendukung pekerjaan auditor internasional di Yunani dan mempertangguh peraturan utang Uni Eropa.
Pada Rabu sore nanti, Presiden Komisi Eropa Jose Manuel Barroso bersiap mengeluarkan proposal yang dengan semangat diantisipasi tentang rekapitalisasi perbankan, yang dipandang sebagai langkah penting dalam memperkuat pertahanan mereka terhadap krisis utang. (republika.co.id, 12/10/2011)