Kebiasaan penulis setiap isya, selalu sholat di
masjid al-ikhlas untuk mendengar merdunya lantungan bacaan ayat Al-qur'an oleh
imam besar masjid. Namun, pada waktu itu aku tidak sempat sholat isya secara
bejamaah karena datang di masjid terlambat dan semua jamaah masjid telah pulang
ke rumahnya masing. Setiba aku sampai di masjid, saya melihat sang imam sedang duduk sambil becerita dan berdiskusi
dengan seorang bapak yang berusia kira-kira 50-an tahun ke atas, menurut sang
imam (namanya A.Rafiq ibnu Abu Bakar biasa ku panggil ust rafiq) bahwa lelaki
tua tersebut penuh inspiratif dan humoris serta sangat tawadu dan ta'at kepada
tuhannya.
Jumat, Mei 02, 2014
Mencontohi Ketegasan dan Kemuliaan Sa’ad Bin Muadz
Posted by M. DIDIHARYONO on Jumat, Mei 02, 2014
Sa’ad bin Muadz adalah
seorang sahabat dari bani Asyhal dari kalangan Anshar. Beliau masuk islam
ketika dakwah diamanahkan kepada Mush’ab bin Umair untuk menyampaikan islam di
Yastrib (Madinah). Ketika Mush’ab bin Umair tiba di Madinah, ia tinggal
dirumahnya As’ad bin Zurarah (anak bibinya Sa’ad bin Muadz dari pihak ibu). Ini
merupakan awal aktifitas dakwah yang terjadi di Yastrib pada saat itu.
Masuk islamnya Sa’ad bin
Muadz bermula ketika Usaid bin Hudhair masuk islam, padahal Usaid bin Hudhair
adalah orang yang diamanahkan oleh Sa’ad agar mengusir orang yang menemani
sepupunya yaitu Mush’ab bin Umair. Menurut Sa’ad bahwa kedatangannya membuat
orang-orang dari bani Asyhal tambah bodoh, inilah yang membuat Sa’ad murka
kepada utusan Rasulullah tersebut.
Posted in Sejarah
Langganan:
Postingan (Atom)
Profesor yang Sederhana dan Bersahaja