Oleh: Yulianna PS (Penulis kumcer Hidayah Pelipur Cinta)
“Subhanallah
ukhti, Akhi Fulan bin Fulan ini benar-benar shalih, cara bicaranya,
cara merespon lawan bicara, cara memberi komentar di pesbuk, semua
kata-katanya indah dan menyentuh, bahkan sangat gentlemen banget.”
Demikian
kira-kira curhat seorang akhwat terdengar kepada penulis. Mungkin
banyak dari kita mendapat curhat seperti itu dari rekan dekat dan
sekitar. Curhat kekaguman seorang akhwat terhadap ikhwan yang dikenal
via fesbuk atau jejaring sosial lain. Tidak mengherankan jika akhwat
mengagumi ikhwan berlebihan, karena mungkin sang akhwat sedang terpedaya
oleh kalimat menghanyutkan dari sang ikhwan.
Tetapi
ada hal lain yang mesti diperhatikan oleh seorang muslimah, bahwa lembut
dan tegas harus diletakkan pada tempat yang proporsional.
Jika
kita memperhatikan pergaulan dunia maya, banyak yang tertipu dan mudah
percaya dengan identitas yang tersaji. Padahal dunia maya itu tidak
sepenuhnya dapat dijadikan rujukan informasi tentang identitas
seseorang. Contoh yang paling menonjol, banyak peristiwa akhwat terlukai
oleh manis tipuan ikhwan dunia maya. Penulis ambil contoh dari jejaring
sosial fesbuk. Di sini rentan terjadi penipuan, baik dari orang biasa
maupun orang luar biasa atau orang yang keluar dari kebiasaan.
Ada
akhwat yang memang senang dan merasa tersanjung dengan didekati ikhwan
yang rada-rada punya jiwa gombalis suka bergaya puitis. Inbox dan
komentar dinilainya sebagai bentuk perhatian khusus bagi akhwat, padahal
tidak jarang bukan cuma dua atau tiga akhwat yang dijadikan target
melancarkan aksi gombalisasi.
Tetapi
ada juga akhwat yang justru merasa risih dan gerah dengan banyak
diperhatikan ikhwan, karena akhwat akan dapat menyimpulkan bahwa ikhwan
model gini tidak layak disebut sebagai ikhwan, tapi lebih pantas
dijuluki “Playboy Berkedok Ikhwan.”
Ada beberapa ciri-ciri playboy bergaya ikhwan di dunia maya yang bernama facebook, antara lain:
- Rajin memberikan perhatian kepada akhwat melalui komentar, seakan ia adalah ikhwan shalih yang hafal ratusan dalil Al Qur’an dan hadits, padahal bermodal copy-paste dari internet.
- Giat kirim inbox pada akhwat. Penting engga penting, ada aja alasan buat membuka celah agar tercipta dialog, terkadang dipaksa-paksakan, sampai-sampai kucing tetangga yang lagi sakit pun jadi bahan pembicaraan.
- Tebar komentar berisi pujian, misalnya: ‘Subhanallah, ukhty sangat anggun dengan hijab lebar itu’, atau ‘Wah….mantap benar nih ukhti, ga rugi ana jadi teman anti’, dan bla bla bla….
- Tebar perhatian berisi nasihat, misalnya: “Ukhti sholatnya yang khusyu’ ya’, ato ‘ukhti semangat, mujahidah gitu lho, hehhee’. Norak banget khan?”
- Yang paling parah ini nih, tebar janji ta’aruf dan nikah, padahal yang dijanjikan bukan cuma dua atau tiga akhwat. Giliran ketauan bohongnya, jadi berabe.
De el
el, masih banyak lagi, yang pasti play boy berbaju ikhwan ini sistematis
cara melancarkan serangan. Jika yang di incer akhwat yang suka ngebahas
jihad, maka bentuk tebar pesonanya juga berkecimpung tentang jihad,
meskipun dengan modal mbah Google. Jika yang diincar akhwat aktivis,
maka bentuk perhatiannya juga ga jauh-jauh tentang problema keumatan,
meski kalimat perhatiannya hasil copas beranda tetangga sebelah.
Terakhir,
penulis hanya ingin mengingatkan saja, hati-hati dengan JIL alias
Jaringan Ikhwan Lebay yang suka tebar perhatian. Para FBI alias Female
Bidikan Ikhwan juga harus pintar-pintar menggunakan jejaring sosial agar
mendapatkan manfaat, bukan mudharat. Kalau mau serius sama ikhwan,
lebih baik ajak kopdar dan nanya orang-orang dekat. Dan kepada para play
boy, stop it deh aksinya, kasian para akhwat yang udah terpedaya oleh
aksi kalian. Be Good man guys.. ^_^
Wahai Akhwat, Jangan Tertipu ''Playboy Berkedok Ikhwan''